Rabu, 12 Mei 2010

JUM'AT, 23 APRIL 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE.Kis.9:1-20; Mzm.117:1,2; Yoh.6:52-59.




Injil kita hari ini merupakan kelanjutan dari injil kemarin. Kemarin Yesus berkata bahwa Ia memberi dagingNya untuk hidup dunia. Perkataan itu menimbulkan perbantahan di antara orang-orang Yahudi. Muncul salah paham. Dikira ini sebuah ritual kanibalisme. Untuk mencegah salah paham itu terus berkembang tidak karu-karuan, Yesus melanjutkan wacanaNya. Wacana ini dapat dibagi dalam tiga tahap. Pertama, mula-mula Yesus mengatakan bahwa syarat agar kita dapat memiliki hidup dalam diri kita sendiri ialah jika kita makan daging Anak Manusia dan minum darahNya. Hal makan daging Yesus dan minum darahNya, itulah yang menjadi prasyarat bagi hidup kekal dan bagi kebangkitan pada akhir jaman. Kedua, lalu Yesus memberikan alasan mengapa hal itu sangat penting. Itu tidak lain karena dagingNya adalah benar-benar makanan dan darahNya adalah benar-benar minuman. Ketiga, hal makan daging dan minum darah Tuhan, itulah yang menjadi prasyarat mutlak berdiamnya kita di dalam dan bersama dengan Tuhan. Bahkan itulah juga yang menjadi prasyarat hidup: “...demikian juga siapa saja yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” Makanan istimewa inilah yang disebut roti yang turun dari surga, roti para malaekat, panis angelicus (panis angelorum). Roti ini istimewa karena tidak sama dengan roti di padang gurun dulu. Roti ini memberi kehidupan kekal bagi yang memakannya. Jelas sudah bahwa ini adalah tantangan rohani yang sangat besar yang dibentangkan di hadapan kita. Tinggal kita mau percaya atau tidak. Mari kita santap roti surgawi ini setiap hari agar kita hidup di dalam dan bersama Yesus, dan di dalam Yesus kita mencapai hidup yang kekal dan kelak pada akhir zaman dibangkitkan olehNya.

Tidak ada komentar: