OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE.Kis.9:31-42; Mzm.116:12-13,14-15,16-17; Yoh.6:60-69.
Injil hari ini melanjutkan injil kemarin. Perkataan Yesus yang kemarin kita dengar memang cukup keras dan susah dipahami. Muncul reaksi baru di kalangan pendengar. Itu yang kita baca hari ini. Ada dua reaksi yang muncul. Pertama, ada yang mulai ragu. Mula-mula mereka merasa bahwa perkataan itu keras dan tidak masuk akal. Yesus masih sempat menantang mereka dan mencoba mengatasi situasi dengan mengulas wacana itu lebih jauh. Tetapi Yesus sadar bahwa memang tidak mudah untuk percaya. Di antara mereka memang ada yang tidak percaya. Hal itu wajar, sebab hal datang dan percaya kepada Yesus bukan sekadar peristiwa manusiawi. Hal datang dan percaya kepada Yesus adalah anugerah Allah: “Tidak seorang pun yang dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Jadi, itu adalah rahmat dari Bapa di surga. Rupanya tidak semua orang siap dan dapat menerima rahmat itu. Maka mereka mundur dan pergi. Kedua, Yesus menantang kelompok yang lebih kecil, kelompok Duabelas. Setelah melihat orang banyak pergi, Yesus tidak main-main dengan ajaranNya. Sekarang Ia menantang mereka: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Ini sebuah pertanyaan yang tidak main-main, pertanyaan yang mengandung tantangan, yang akan mempengaruhi totalitas hidup di masa yang akan datang. Itu sebabnya para murid diam. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya tampillah Petrus menjadi juru bicara. Itulah yang ingin saya angkat sebagai pesan istimewa hari ini: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah.”
Rabu, 12 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar