Senin, 10 Mei 2010

KAMIS, 25 FEBRUARI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Est.4:10a.10c-12,17-19; Mzm.138:1-2a,2bc-3,7c-8; Mat.7:7-12.




Hari ini hari Kamis biasa Pekan I Prapaskah. Injil berbicara tentang hal pengabulan doa dan “kaidah emas” yang terkenal itu. Teks ini menganjurkan agar kita berdoa dengan tekun dan terus menerus. Jika itu dilakukan, pasti akan membuahkan hasil. Doa tidak akan sia-sia. Mengapa? Karena sebagaimana halnya seorang ayah manusiawi tahu dan bisa memberikan hal-hal yang baik bagi anak-anaknya, betapa Allah Bapa di surga: Ia pasti mengetahui apa yang kita butuhkan dalam hidup ini. Teks ini amat menekankan tindakan penyertaan dan penyelenggaraan Allah yang penuh kasih atas hidup manusia di dunia ini. Karena itu, jangan sampai memanipulasi Allah atau memaksa Allah agar mengabulkan apa yang kita kehendaki. Allah juga tidak perlu diiingatkan mengenai apa yang kita perlukan dalam hidup ini. Yang pasti, Allah tahu memberi apa yang baik tepat pada waktunya. Ia tidak akan memberikan batu ganti roti (bdk.Mat.4:3; 6:11; 14:13-21; 26:26-30). Itu sebabnya teks ini diawali dengan ucapan yang amat menarik: orang yang meminta akan mendapat. Orang yang mencari akan menemukan. Pintu akan dibukakan bagi yang mengetuk. Teks ini berada dalam untaian apa yang disebut ucapan-ucapan etis yang semuanya bermuara pada “kaidah emas” dalam ayat 12. Kaidah emas ini ditawarkan sebagai prinsip penuntun hidup yang menjadi pemadatan seluruh hukum. Para murid harus melandaskan seluruh hidupnya di atas kaidah ini. Dengan itu mereka hidup menurut Kitab Suci. Baiklah kaidah emas itu dikutip di sini sebagai pesan pokok hari ini: Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.

Tidak ada komentar: