OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Yun.3:1-10; Mzm.51:3-4,12-13,18-19; Luk.11:29-32.
Hari ini hari Rabu biasa Pekan I Prapaskah. Injil berbicara tentang tanda Yunus. Kisah Yunus ini menjadi bingkai penting untuk memahami teks ini. Yunus menjadi tanda yang mendatangkan tobat. Yunus diutus untuk melakukan tugas perutusan ke wilayah asing dan penuh permusuhan (karena Niniwe ibu kota Asyur itu, pernah menghancurkan Israel). Jadi, orang Israel pasti takut akan negeri itu, dan tidak suka akan orang di sana. Yunus mencoba menghindar dari tugas itu. Setelah melewati jalan berliku-liku (sampai harus masuk ke perut ikan), akhirnya ia mencapai tujuannya dan mewartakan tobat. Hasilnya luar biasa: seluruh warga kota bertobat (mulai dari raja sampai ke lapisan terbawah). Peristiwa tobat inilah yang menjadi “tanda Yunus” yang diangkat Lukas di sini. Selain mengangkat kisah Yunus, Lukas juga mengangkat kisah Ratu dari Selatan. Di sini ada perbedaan. Kalau Yunus harus pergi ke negeri orang kafir, sekarang justru orang kafir yang datang ke Yerusalem. Seperti dalam kisah Yunus, dalam kisah ini pun terjadi pertobatan. Melalui pengajaran ini, Yesus membuat perbandingan dan kontras antara orang yang berada di dalam dan di luar terang perwahyuan. Dengan itu, Yesus mewartakan undangan kasih dan keselamatan Allah yang ditawarkan secara luas kepada segala bangsa. Ternyata manusia, siapa pun dan dari mana pun asalnya, dapat memberi tanggapan yang sepatutnya terhadap tawaran itu. Yunus, dengan contoh pertobatan Niniwe, dan Ratu dari Selatan, dengan ziarah ke Yerusalem, menjadi tanda penghakiman sekaligus penghukuman bagi orang yang tidak mau menerima Yesus. Mari kita belajar hidup pertobatan dari mereka.
Senin, 10 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar