OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Yes.50:4-9a; Mzm.69:8-10,21bcd-22,31,33-34; Mat.26:14-25.
Injil hari ini mengisahkan rencana persiapan makan Paskah Yesus bersama murid-Nya. Setelah persiapan dilakukan, dan ketika malam tiba mereka mengadakan perjamuan paskah. Dalam konteks perjamuan kasih dan persaudaraan dan pengenangan itulah muncul drama tragis: salah seorang murid-Nya menjadi pengkhianat. Ini tragis: seorang murid, yang seharusnya menjadi pengikut setia dan taat, ternyata menjadi pengkhianat. Selama ini Yesus mengajari mereka banyak hal. Mereka sudah hidup dan berjalan bersama mewartakan datangnya Kerajaan Allah. Ini laksana musuh dalam selimut: ada tetapi tidak ketahuan. Teman berubah menjadi pengkhianat. Betapa itu menyakitkan. Seperti kata pemazmur: orang yang makan sehidangan dengan aku, berbalik melawan aku. Menarik bahwa yang mereka makan dalam perjamuan itu ialah roti. Roti dalam bahasa Latin ialah Panis. Menarik juga bahwa sahabat dalam bahasa Inggris ialah companion. Itu berasal dari kata cum-panis, yaitu orang yang makan satu jamuan, satu roti. Ya, Yudas menjadi sosok pengkhianat Yesus. Dalam injil ini juga diberitahukan nasib orang yang mengkhianat Yesus. Nasib orang itu dinyatakan dengan jelas: ia akan celaka. Lebih baik bagi orang seperti itu seandainya ia tidak pernah lahir, sebab ia dilahirkan hanya untuk celaka. Semoga kita sebagai pengikut Yesus, tidak berkembang menjadi pengkhianat Yesus baik dengan pikiran, perkataan, perbuatan apalagi dengan kelalaian kita.
Senin, 10 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar