Senin, 10 Mei 2010

SELASA, 30 MARET 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS
(Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Yes.49:1-6; Mzm.71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17; Yoh.13:21-33,36-38.




Injil hari ini mengisahkan tiga adegan yang amat menarik. Pertama, perkataan Yesus bahwa salah seorang dari murid-Nya menjadi pengkhianat. Karena itu, Yesus sangat terharu dan sedih. Atas desakan para murid, akhirnya murid yang dikasihi itu bertanya tentang siapa yang dimaksud. Yesus memberi kunci jawaban: yaitu orang yang akan Ia beri Roti yang sudah dicelupkan. Ternyata itu diberikan kepada Yudas. Setelah memakan Roti itu Yudas kerasukan Iblis. Menarik bahwa Yohanes memberi keterangan waktu untuk adegan pertama ini: Pada waktu itu hari sudah malam. Malam berarti gelap. Yudas memang anak kegelapan dan melakukan perbuatannya dalam kegelapan. Kedua, sebelum memberi perintah baru (novum mandatum) Yesus berbicara tentang kepergian-Nya yang tidak dapat diikuti para murid: ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang. Tentu ini membingungkan. Setelah bersama-sama, tiba-tiba Yesus mengucapkan kalimat yang membingungkan itu. Itu sebabnya, ini adegan ketiga, Petrus meng-interupsi: Tuhan, kemanakah Engkau pergi? Lagi-lagi Yesus menyatakan bahwa kepergian-Nya kali ini adalah kepergian sendiri. Spontan Petrus menjawab bahwa dirinya rela mengorbankan nyawa agar dapat mengikuti Dia. Itulah spontanitas Petrus yang meletup-letup sikapnya. Saat itu Yesus menubuatkan drama tragis hidup Petrus, yaitu ia menyangkal Yesus malam itu. Benar-benar drama tragis: murid yang satu mengkhianati Yesus. Itu Yudas. Murid yang lain menyangkal Yesus. Itu Petrus. Bagaimana dengan kita? Semoga kita bukan pengkhianat Tuhan. Injil ini dibacakan agar kita tidak menjadi murid yang berkhianat. Semoga kita diberi kekuatan menjadi murid yang baik.

Tidak ada komentar: