OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 1Ptr.5:1-4; Mzm.23:1-3a.3b-4,5.6; Mat.16:13-19.
Hari ini Pesta Tahta St.Petrus. Injil terdiri atas dua bagian. Bagian pertama, dialog Yesus dengan para murid-Nya di mana Yesus menanyakan identitas diri-Nya menurut kata orang (ada empat jawaban; ini gambaran betapa visi Kristologi itu serba plural dalam Perjanjian Baru) dan akhirnya menurut kata para murid itu sendiri (diwakili Petrus). Ini sebuah pengakuan iman yang mencerminkan visi kristologi tertentu. Bagian kedua, kita sebut “berkat” bagi Petrus. Di sini, menurut Yesus, Bapa-lah yang berperan besar mengantar Petrus untuk sampai kepada pengakuan iman akan Yesus Kristus. Menarik juga bahwa Yesus menyapa Petrus dengan nama pribadinya yaitu Simon anak Yunus. Jadi, pengakuan iman itu adalah sebuah pengakuan iman personal (memantulkan iman komunal juga), bukan sebuah pengakuan karena mengemban jabatan tertentu. Adegan ini terjadi di Kaisarea Filipi. Di sana ada pusat peribadatan kafir dengan simbol patung terukir di batu karang. Simon diberi gelar Petros, Kefas, batu karang. Gelar itu dimaksudkan untuk menantang sentrum ibadat kafir itu. Berkat yang diucapkan Yesus dalam bagian kedua, memuji batu karang iman yang sedang muncul yang terwakili dalam diri Petrus dan murid lainnya. Batu karang ini adalah batu karang kokoh, menjadi landasan kokoh (lih.7:24-27) bagi orang yang teguh berpegang pada “batu yang dibuang oleh tukang bangunan” (21:24; Mzm.119:22). Dengan ini Yesus mau menjamin dan memastikan bagi komunitas jemaat beriman bahwa Allah akan menopang dan mendukung keputusan-keputusan iman mereka dalam hidup ini, yakni keputusan menjadi anggota jemaat, keputusan menyangkut peraturan hidup bersama dalam komunitas, dan keputusan menyangkut perihal pengampunan.
Senin, 10 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar