OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN DAN PENELITI CCRS
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 1Raj.21:17-29; Mzm.51:3-4,5-6a,11,16; Mat.5:43-48.
Hari ini Hari Biasa Pekan XI. Injil mengisahkan beberapa hal penting. Kali ini Yesus tidak hanya mengoreksi Taurat, melainkan juga memaksimalisasi tuntutannya. Maka Ia mulai dengan kutipan Taurat: “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.” Ini sangat wajar dan manusiawi terjadi di antara manusia. Gampang mencintai sesama, gampang membenci musuh. Yesus menuntut kita untuk melampaui apa yang mudah itu. Dengan itu Yesus mengoreksi tuntutan lama. Berbeda dengan hukum lama, Yesus mengatakan, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Itulah intinya. Perintah inti itu dijabarkan secara konkret dalam beberapa langkah ucapan berikut. Pertama, dengan mengasihi musuh kita meniru kasih dan kerahiman Bapa di surga yang menerbitkan matahari dan menurunkan hujan tanpa membeda-bedakan orang. Kedua, prinsip pertama tadi diperjelas dengan sebuah ajaran kontras: kalau kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, maka kita tidak lebih daripada manusia umumnya, termasuk pemungut cukai. Ketiga, prinsip yang sama dipertegas lagi dengan ajaran kontras lain: memberi salam tidak hanya dibatasi di kalangan saudara saja, melainkan kepada semua manusia. Pemberian salam yang terbatas itu hanya dilakukan oleh orang yang tidak mengenal Allah. Setelah melewati ketiga tahap itu, akhirnya Yesus memuarakan seluruh petuah dan ajaranNya kepada muara besar yaitu tuntutan atau bahkan perintah untuk menjadi sempurna. Kita semua, sebagai para murid Kristus, harus berusaha menggapai kesempurnaan dalam hidup ini. Dan tidak main-main, model yang harus ditiru ialah Bapa di surga yang sempurna adanya.
BANDUNG, JUNI 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG
Selasa, 15 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar