Minggu, 11 Juli 2010

JUM'AT, 18 JUNI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN dan PENELITI GESER INSTITUTE DAN CCRS FF-UNPAR BANDUNG
Center for Cultural and Religious Studies UNPAR BANDUNG
BcE. 2Raj.11:1-4,9-18,20; Mzm.132:11,12,13-14,17-18; Mat.6:19-23.



Hari ini Hari Biasa Pekan XI. Injil mengajarkan kepada kita beberapa hal menarik. Pertama, mengenai relasi kita dengan harta benda jasmani di dunia ini. Harta itu penting dan berguna. Tidak ada orang yang menyangkal hal itu. Maka orang berusaha mengumpulkan dan menumpuknya. Tetapi proses pengumpulan dan penumpukan itu biasanya ditandai kekerasan dan ketidakadilan. Muncul fenomena jurang kaya-miskin. Tidak terjadi pemerataan peluang. Tetapi Yesus tidak terutama bicara soal itu. Yang dibahas ialah karena di bumi ini ada banyak ngengat dan karat dan pencuri serta perampok. Itu tadi, dalam rangka persaingan muncul kekerasan. Karena itu, Yesus mengajurkan kita agar mengumpulkan harta surgawi yang tidak akan dicuri perampok, tidak akan dirusak ngengat dan karat. Harta surgawi itu adalah perkara hati, maka dikatakan, di mana hartamu berada di situ hatimu berada. Kedua, Yesus berbicara mengenai fungsi mata. Mata itu ibarat obor atau suluh bagi langkah kita. Langkah adalah simbolisme hidup. Kalau mata rusak, kabur, maka rusak jugalah seluruh hidup. Maka perlu sekali upaya yang sadar untuk menjaga dan memelihara mata. Kalau mata menjadi gelap, gelaplah sudah seluruh hidup kita. Menarik sekali, mata kita itu terletak di kepala kita, tempat otak kita. Melalui dan dengan mata kita melihat segala sesuatu, melihat dunia. Otak kita mengolahnya dan hati mengambil keputusan moral yang penting untuk hidup. Kerja otak sangat ditentukan oleh mata. Jadi, pesannya jelas: arahkanlah seluruh hidup kita kepada Tuhan, jangan sampai hati kita disibukkan dengan perkara menumpuk barang fana, dan mata kita menjadi gelap karena perkara-perkara yang tidak sangat fundamental untuk shalom kita.


BANDUNG, 12 JULI 2010
SIS B, GESER INSTITUE BANDUNG

Tidak ada komentar: