Minggu, 11 Juli 2010

SABTU, 19 JUNI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
LAY THEOLOGIAN dan PENELITI GESER INSTITUTE DAN CCRS FF-UNPAR
CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES
BcE. 2Taw.24:17-25; Mzm.89:4-5,29-30,31-32,33-34; Mat.6:24-34.




Hari ini Hari Biasa Pekan XI. Ada peringatan fakultatif St.Romualdus (Abas). Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita. Injil membentangkan kepada kita beberapa hal yang penting. Pertama, Yesus berbicara mengenai hal mengabdi yang harus tulus dan murni, tidak mendua, tidak setengah-tengah. Ya, kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Kalau itu dilakukan, maka pasti akan terjadi sikap mendua. Maka di sini harus menentukan sikap: atau-atau. Jelas tuntutan ini tidak mudah. Kedua, mengenai kekhawatiran hidup. Memang menyongsong masa depan selalu bisa ditandai kecemasan dan kekhawatiran. Tetapi Tuhan mengingatkan kita agar tidak usah khawatir akan hidup dan hari esok. Bagi saya, kita harus bisa menerima dan menghayati hal ini karena Tuhan sendiri yang mengucapkannya. Ini penting disadari karena kekhawatiran tidak menyelesaikan persoalan. Kekhawatiran malah menambah dan memperumit masalah. Kekhawatiran itu bisa menyangkut makanan, minuman, pakaian. Yesus mengajarkan kita untuk hidup dalam iman dan terutama sebagai orang beriman. Orang beriman adalah orang yang sepenuhnya percaya pada penyelenggaraan dan kasih setia (hesed) Yahweh. Mungkin dewasa ini agak sulit bagi kita menerima hal itu. Tetapi itulah yang menjadi tuntutan Yesus dari kita. Tidak ada pesan dan ajaran lain yang lebih tepat untuk diangkat di sini, selain bagian akhir injil itu. Maka saya kutip di sini: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena itu, janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kekhawatiran sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.


BANDUNG, 12 JULI 2010
SIS B, PENELITI GESER INSTITUTE BANDUNG.

Tidak ada komentar: