Selasa, 03 Februari 2009

SENIN, 26 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)

BcE: Ibr.9:15.24-28; Mzm.98:1.2-3ab.3cd-4.5-6; Mrk.3:22-30.

Hari ini ada pesta wajib St.Timotius dan Titus. Maka kalender liturgi kita menyediakan bacaan alternatif dari Rumus Umum yang bersangkutan. Tetapi kita fokus pada bacaan utama hari ini. Injil menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting. Yaitu mengenai dosa kekal. Yaitu dosa melawan Roh Kudus, dosa menghujat Roh Kudus. Dosa ini tidak dapat diampuni. Mengapa Yesus sampai mengucapkan hal ini? Itu karena ahli-ahli Taurat mengatakan bahwa Ia kerasukan roh jahat, dan itu yang menyebabkan Ia mampu melakukan mukjizat penyembuhan. Padahal, kita tahu bahwa sejak dikandung dan dibaptis di sungai Yordan, Ia dinaungi Roh Allah, Roh Kudus. Roh itu berdiam dalam Dia. Maka kalau mereka berkata bahwa Ia kerasukan roh jahat, itu adalah penghinaan terhadap Roh Allah yang berdiam dalam diriNya. Kita harus berhati-hati dengan ini, sebab tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Kalau ahli-ahli Taurat melecehkan Yesus, maka kita harus menjunjung tinggi Dia, sebab dialah imam agung kita, imam kita yang unggul dan istimewa. Itulah yang dapat kita timba dari Bacaan pertama hari ini. Terpujilah nama Yesus sampai selama-lamanya.

Kamis, 29 Januari 2009

SABTU, 24 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE: Ibr.9:2-3.11-14; Mrk.3:20-21.

Hari ini pesta Sto.Fransiskus dari Sales. Hari ini juga hari ketujuh dalam Pekan Doa Sedunia. Dalam Injil hari ini lagi-lagi kita membaca tentang popularitas Yesus dan terutama tentang dampaknya. Popularitas Yesus semakin meningkat. Maka orang banyak datang mengerumuni Dia. Situasi menjadi begitu sulit. Seluruh waktu dipakai hanya untuk pewartaan (bekerja). Untuk makan saja (urusan pribadi) sudah tidak sempat lagi. Ternyata keadaan ini disikapi dengan banyak cara. Salah satunya ialah cara yang ditempuh oleh sanak keluarga Yesus sendiri. Mereka cemas dengan semua perkembangan yang dianggap tidak wajar itu. Maka, dengan alasan Ia tidak waras, mereka datang mengambil Dia. Tetapi sesungguhnya mereka ada di bawah tekanan para penguasa yang menganggap Yesus sudah kerasukan setan. BacI belum henti-hentinya memuja Yesus sebagai imam besar. Berbeda dengan sanak keluarganya dalam Injil yang takut, Bac.I menegaskan martabat luhur imam Agung Yesus Kristus. Imam Agung ini sangat berdaya untuk mendatangkan kesembuhan dan penyelamatan. Ia “....akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.” Luar biasa bukan?

Kamis, 22 Januari 2009

JUM'AT, 23 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE: Ibr.8:6-13; Mrk.3:13-19.

Hari ini adalah hari keenam dalam pekan doa sedunia. Pada hari ini kita mendengar Yesus memanggil keduabelas muridNya. Ingat dan perhatikan dengan baik bahwa Yesuslah yang memanggil mereka, Yesuslah yang memilih, Yesuslah yang menetapkan. Bukan kita yang memilih Yesus. Seperti selalu dikatakan di tempat lain: Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Akulah yang memilih kamu. Maka pangilan kita adalah rahmat istimewa. Istimewa karena kita dipanggil untuk melakukan dua tugas besar. Pertama, kita dipanggil untuk menyertai Dia, artinya tinggal bersama dengan Dia. Jelas, ini adalah sebuah tugas mulia: menyertai Yesus. Kedua, kita dipanggil untuk diutus mewartakan Injil, kabar baik. Ini juga sebuah tugas yang mulia dan berat: mewartakan injil. Tetapi jangan takut atau ciut hati: Sebab kita akan diberi kuasa besar. Yang menarik ialah, di antara orang-orang yang dipanggil itu ternyata ada yang akan berkhianat. Anda sendiri bagaimana? Para murid dan kita semua dipanggil untuk masuk dalam relasi perjanjian baru dengan Tuhan (Bc.I, yang mengutip Perjanjian Baru ala Yeremia itu). Dalam Perjanjian Baru ada transformasi dari dalam batin (hati). Dan hal itu mungkin dapat terjadi berkat relasi kedekatan dengan Yesus. Maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain harus hidup sesuai dengan martabat relasi Perjanjian Baru itu.

Rabu, 21 Januari 2009

KAMIS, 22 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Ibr.7:25-8:6; Mrk.3:7-12.

Hari ini pesta St.Vincentius,. diakon dan martir. Hari ini juga hari kelima pekan Doa sedunia. Mari kita berdoa untuk itu. Injil hari ini mengisahkan mukjizat Yesus, yakni menyembuhkan banyak orang. Popularitas Yesus semakin naik. Oleh karena itu, banyak orang datang kepadaNya memohon kesembuhan, cukup dengan menyentuhNya saja. Luar biasa. Maka dapat dibayangkan Yesus dikerumuni oleh banyak orang. Itulah sebabnya Yesus meminta perahu, agar Ia bisa naik ke atas perahu itu dan dari sana Ia dapat berkotbah dan mengerjakan penyembuhan. Banyak orang datang berdesak-desakan meminta kesembuhan pada Yesus. Ada keyakinan bahwa, seperti dikatakan dalam Bc.I: “....Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.” Hal itu dapat terjadi karena, “Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” Kiranya itu alasan paling kuat bagi kita untuk datang kepada Yesus. Ya, kita memang harus selalu datang kepadaNya. Seperti dikatakanNya di tempat lain: Datanglah kepadaKu kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Selasa, 20 Januari 2009

RABU, 21 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

Bc.E. Ibr.7:1-3.15-17; Mrk.3:1-6.

Hari ini pesta Sta.Agnes, martir dan perawan. Sekaligus hari ini hari keempat pekan doa sedunia. Injil hari ini lebih lanjut membentangkan revolusi Kristiani awal (purba), berupa koreksi penghayatan dan pelaksanaan Sabat yang lebih manusiawi. Legalisme yang kaku telah mengakibatkan kekakuan yang mematikan dalam tafsir dan pelaksanaan Sabat. Seakan yang dilarang pada Sabat itu adalah semua perbuatan. Maka Yesus menantang: apa yang dilarang pada Sabat? Berbuat baik, ataukah berbuat jahat? Tentu yang dilarang ialah berbuat jahat (yang juga berlaku untuk semua hari lain). Tidak dilarang sama sekali untuk berbuat baik. Tetapi akibat legalisme yang kaku, perbuatan baik bisa menjadi jahat atau dosa, hanya karena dan kalau dilakukan pada Sabat. Yesus mengoreksi itu. Maka Ia berani menyembuhkan orang pada hari Sabat. Revolusioner dan reaksioner. Bac.I menampilkan satu hal yang amat sulit, yaitu gambaran tentang Melkisedek, sang raja kebenaran, raja damai sejahtera, raja Salem. Ia adalah sang imam agung abadi. Menurut keyakinan kita, Yesuslah imam agung itu. Ia berkuasa atas sabat. Itu sebabnya Ia menyembuhkan orang pada sabat. Tentu orang marah dan mau membunuh dia. Tetapi itu risiko.

SELASA, 20 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Ibr.6:10-20; Mrk.2:23-26.

Hari ini hari ketiga pekan doa sedunia. Injil hari ini mementaskan salah satu revolusi Kristiani awal yang berorientasi pada koreksi kritis atas penghayatan dan pelaksanaan Sabat. Revolusi awal itu masih tetap berlaku juga hingga dewasa ini. Dalam perkembangan sejarah penghayatannya, Sabat itu menjadi salah satu butir legalisme kaku orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Sabat harus ditaati tanpa syarat apa pun. Inilah yang dianggap membelenggu. Sebab bisa saja ada situasi di mana Sabat bisa direlativir, yaitu apabila ada krisis-krisis kemanusiaan. Itu pernah dilakukan Daud. Pada suatu saat, ia pergi ke tempat suci mengambil roti korban untuk dimakan. Tetapi ini ia lakukan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri dan para tentaranya. Atas dasar itu Yesus berkata: Sabat untuk manusia, bukan manusia untuk sabat. Artinya, manusia jangan sampai dikorbankan demi legalitas pelaksanaan Sabat. Bac.I memberi pegangan dan pedoman hidup yang melampaui legalisme itu. Pegangan itu ialah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita. Pegangan itu jauh lebih dinamis dari pada legalisme yang kaku dan membelenggu. Mari kita berpegang pada sauh iman itu.

SENIN, 19 JANUARI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE: Ibr.5:1-10; Mrk.2:18-22.

Hari ini hari kedua pekan doa sedunia. Injil hari ini berbicara tentang kewajiban berpuasa. Yesus membela para muridNya yang tidak berpuasa. Alasannya? Sederhana saja. Selama sang mempelai ada bersama mereka, maka para sahabatnya tidak berpuasa. Tetapi akan tiba saatnya, sang mempelai itu akan diambil dari antara mereka. Baru pada saat itulah mereka akan berpuasa. Kehadiran sang mempelai membawa dampak pada hidup. Hidup itu harus dihayati secara baru, tidak lagi dihayati atau diarungi dengan cara-cara yang lama, yang dibelenggu oleh rutinitas. Kalau cara hidup lama yang ditandai rutinitas itu masih tetap harus dijalankan, maka hal itu akan merusak seluruh tatanan hidup. Hidup baru yang ditandai kehadiran sang mempelai harus dihayati secara baru. Itu arti dari ungkapan simile dari ayat 21-22 itu. Sang mempelai yang disinggung Markus itu tidak lain ialah sosok imam besar agung yang disinggung dalam Bac.I. Imam Agung Yesus Kristus inilah yang menuntut hidup baru, yang juga harus dihayati secara baru pula. Jika tidak demikian, maka semuanya akan macet.