Selasa, 30 Juni 2009

SELASA, 30 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.19:15-29; Mzm.26:2-3.9-10.11-12; Mat.8:23-27.


Liturgi kita menyebutkan bahwa hari ini ada Peringatan fakultatif para Martir Pertama di Roma. Walau tidak disebutkan namanya, marilah kita kenang hidup dan iman mereka. Beberapa lembaga hidup bakti Fransiskan punya peringatan fakultatif Beato Raymundus Lullus; dikenal juga Ramon Lull. Orang ini dikenal sebagai salah satu pemikir yang coba menjembatani dialog antar Kristianitas dan Islam di Spanyol dalam krisis relasi pasca reconquista. Injil hari ini amat singkat. Ia berkisah tentang angin ribut di danau yang diredakan. Ada beberapa cara memahami dan menafsirkan teks ini. Pertama, teks ini adalah sebuah perwahyuan. Yesus sebagai Tuhan mempunyai kuasa atas alam. Bahkan beberapa daya destruktif alam pun tunduk kepada perintahNya. Kedua, teks ini bisa dipahami secara alegoris. Mungkin ini yang paling populer dan terkenal. Ada beberapa unsur yang dapat dialegorisasi. Laut adalah lambang pergulatan medan hidup. Perahu adalah lambang gereja. Memang perahu/bahtera sebagai lambang gereja adalah sesuatu yang amat tua usianya dalam sejarah dan tradisi gereja, khususnya patristik. Angin ribut di danau, adalah lambang pelbagai persoalan dan pencobaan hidup. Perahu iman dan gereja kita di tengah dunia ini harus mengarungi hidup. Tetapi ada badai. Namun dalam Tuhan Yesus, semuanya bisa diatasi. Saya teringat akan sebuah ucapan bijak: Tuhan tidak pernah menjanjikan laut yang tenang untuk kita arungi, melainkan tibanya kita di pelabuhan yang aman sentosa.

Senin, 29 Juni 2009

SENIN, 29 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE. Kis.12:1-11; Mzm.34:2-3.4-5.6-7.8-9; 2Tim.4:6-8.17-18; Mat.16:13-19.

Hari ini hari raya St.Petrus dan St.Paulus. Ini hari raya ketiga di luar hari Minggu dalam bulan Juni. Hari ini menjadi sangat istimewa karena inilah hari penutupan tahun Paulus yang telah dicanangkan Paus Benediktus sejak setahun yang lalu. Sebelum melihat injil dan kedua bacaan lainnya, mungkin ini saatnya yang tepat untuk melihat kembali setahun ke belakang ini, apa yang telah kita lakukan untuk mengenang dan menghormati Paulus. Baik itu secara pribadi maupun secara komunal (tingkat lingkungan, tingkat paroki, dll). Puaskah anda dengan itu? Hanya anda sendiri yang tahu. Injil yang kita baca hari ini mengandung dua pesan besar. Pertama, ialah pengakuan iman Petrus yang sangat penting itu. Kedua, deklarasi Yesus tentang Petrus: Tu es Petrus et super hanc petram aedificabo ecclesiam meam. Inilah yang menjadi dasar dari tradisi keprimatan Petrus dalam gereja Katolik, yang juga menjadi dasar pertama sejarah Para Paus dan Uskup kita. Walau Injil hanya menyinggung Petrus, tetapi Paulus jangan sampai dilupakan. Sebab keduanya adalah rasul agung kita. Tidak keliru kalau tradisi liturgi kita menyandingkan mereka bersama dalam satu perayaan liturgis bersama. Semoga kita tidak pernah lupa akan Paulus biarpun tahun perayaannya sudah berlalu.

Rabu, 24 Juni 2009

SABTU, 27 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.18:1-15; Mzm.MT Luk.1:46-47.48-49.50.53; Mat.8:5-17.

Hari ini ada peringatan fakultatif Santo Sirillus dari Aleksandria. Mari kita teladani hidup dan kesalehan orang ini. Juga ada serikat hidup bakti yang mempunyai pesta khusus: SP Maria, Bunda Yang Selalu Menolong. Mari kita ikuti ajakan ini kembali kepada Maria menuju Yesus. Per Mariam ad Iesum. Injil hari ini menampilkan beberapa hal menarik. Pertama, kisah penyembuhan terkenal atas hamba seorang perwira di Kapernaum. Ada dialog antara perwira dan Yesus. Salah satu dialog itu menjadi sangat terkenal karena dialog itu kita ucapkan menjelang Komuni Kudus, walaupun dalam versi terjemahan lain: Ya Tuhan saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh. Kedua, dalam dialog itu, perwira tadi mementaskan penghayatan iman yang amat menarik dan mendalam. Yesus mengagumi orang itu, sehingga Yesus berani berkata: iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Buah iman itu jelas: permohonannya dikabulkan. Itulah yang ditegaskan Yesus ketika berkata: Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya. Semoga pada kita pun Yesus jumpai iman yang mendalam dan kuat seperti yang Ia puji pada perwira itu.

JUM'AT 26 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M., (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.17:1.9-10.15-22; Mzm.128:1-2.3.4-5; Mat.8:1-4.

Hari ini tidak ada pesta atau peringatan khusus. Tetapi ada pesta dan peringatan pada beberapa hidup bakti. CB memperingati wafat Elisabeth Gruyters. Ada yang memperingati Beata Magdalena Fontaine. Injil menawarkan beberapa hal menarik. Ini adalah kisah orang kusta yang datang kepada Yesus memohon kesembuhan. Permohonan itu dikabulkan. Orang itu sembuh. Jika kita datang kepada Yesus, Ia pasti membantu kita. Setelah orang itu sembuh, Yesus menyarankan dia agar tidak memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Ia harus berdiam diri, membisu. Yesus mendorong dia agar pergi kepada para imam. Di sana ia harus mempersembahkan korban silih. Hal itu penting karena imamlah yang menilai apakah dia sembuh/tahir atau tidak. Pengakuan imam amat penting dalam rangka reintegrasi dan rehabilitasi ke dalam masyarakat. Jadi, Yesus tidak hanya menyembuhkan orang itu, melainkan memberi jalan agar melakukan langkah prosedural yang perlu agar diterima kembali dalam masyarakat. Layanan sosial dan medis kita harus berpola seperti itu: mula-mula menyembuhkan penyakit fisikalnya, lalu menyiapkan dia agar kembali ke masyarakat. Yang terlupakan ialah masyarakat yang harus disiapkan agar menerima dia lagi. Itu adalah perilaku dan keputusan sosial. Tinggal mau berubah atau tidak. Itu soalnya.

KAMIS, 25 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.16:1-12.15-16; Mzm.106:1-2.3-4a.4b-5; Mat.7:21-29.

Injil hari ini menawarkan kepada kita beberapa hal menarik. Pertama, mengenai kriteria selamat. Ternyata kriterianya bukan kriteria kultik-religius (berdoa, menyerukan nama Tuhan), melainkan kriteria etik (melakukan kehendak Bapa). Pengakuan Tuhan pada hari akhir nanti, tidak ditentukan oleh kriteria kultik-doktriner, melainkan oleh kriteria etik-perbuatan. Kedua, injil melukiskan dua macam dasar untuk fondasi rumah. Fondasi batu, fondasi pasir. Tentu fondasi batu jauh lebih kuat dari pada fondasi pasir. Apabila ada badai pencobaan, rumah (iman) yang dibangun di atas landasan kokoh mampu bertahan dari pelbagai terpaan. Sebaliknya, rumah yang dibangun di atas pasir tidak mampu bertahan. Begitu banjir bandang cobaan iman datang, rumah itu hancur berantakan. Pengajaran Yesus dalam kedua hal di atas tadi, sangat kuat dan menarik. Tidak mengherankan bahwa banyak orang terkagum-kagum mendengar ajaranNya. Mereka merasakan adanya wibawa dan kuasa yang keluar dari dan bersama ucapanNya. Di hadapan pelukisan injil Mateus seperti itu tentang Yesus, kita sebagai pembaca/pendengar dikondisikan untuk memilih sikap yang tepat: mengagumiNya dan mengikutiNya? Atau sebaliknya, kita menutup mata hati kita dan tidak mau mendengar apa yang Ia sampaikan atau ajarkan.

Senin, 22 Juni 2009

SELASA, 23 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.13:2.5-18; Mzm.15:2-3ab.3cd-4ab.5; Mat.7:6.12-14.

Hari ini ada peringatan S.Yosephus Cafasso. Mari kita kenangkan hidup orang ini dalam hidup dan doa kita. Ada beberapa hal menarik yang diungkapkan injil hari ini. Pertama, larangan untuk tidak menyia-nyiakan barang berharga dengan memberinya ke pihak yang tidak patut menerimanya. Sebab di tangan mereka, barang berharga tadi tidak berguna. Malahan bisa disia-siakan. Tidak mendatangkan nilai atau keuntungan apa pun. Malahan bisa juga mendatangkan kerugian dan bencana. Kedua, sesuatu yang amat terkenal, yaitu kaidah emas, the golden rule. Kita harus terlebih dahulu melakukan terhadap orang lain, apa yang kita inginkan orang lakukan terhadap kita. Jika kita ingin dihormati orang, kitalah yang terlebih dahulu menghormati sesama. Jika kita ingin dikasihi orang, kiralah yang terlebih dahulu mengasihi sesama. Jadi, yang pertama-tama terkena kewajiban perintah etis mengasihi adalah saya, bukan orang lain. Ketiga, perbandingan kontras antara pintu sempit dan pintu lebar. Pintu sempit itu menuju kepada kehidupan. Pintu lebar itu menuju kepada kebinasaan. Ternyata banyak orang memilih pintu lebar itu. Sedikit yang memilih pintu sempit. Pada hari ini tersedia di hadapan kita tiga pelajaran berharga. Tinggal kita memilih dan mempraktekkannya. Semoga kita selalu berada pada jalan dan pilihan yang tepat dan terbaik demi keselamatan kita.

Minggu, 21 Juni 2009

SENIN, 22 JUNI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kej.12:1-9; Mzm.33:12-13.18-19.20.22; Mat.7:1-5.

Pada hari ini ada beberapa orang kudus yang diperingati hari ini: Paulinus Nola, Yohanes Fisher, Thomas More. Mari kita kenangkan teladan hidup mereka itu dalam hidup dan doa kita. Selain itu ada juga beberapa serikat hidup Bakti yang mempunyai pesta atau perayaan khusus. Mari kita berdoa bersama serikat-serikat itu agar semakin maju dan berkembang dalam pelayanannya. Injil membahas beberapa hal penting hari ini. Pertama, ada larangan untuk tidak menghakimi, sebab penghakiman itu akan bisa menimpa diri sendiri juga. Ini berdasarkan retributive theory: apa yang anda buat, akan terjadi juga pada diri anda. Kedua, ada kritik pedas terhadap kecenderungan manusia, untuk dengan mudah melihat kekurangan orang lain, tetapi menutup mata terhadap kekurangan sendiri. Kritik itu dipertajam dengan bahasa perlambang yang tegas dan keras. Ketiga, terhadap kecenderungan negatif seperti itu, Yesus menasihatkan agar masing-masing orang harus terlebih dahulu melakukan perbaikan diri dan oto-kritik (self-criticism). Baru sesudah itu kita punya kekuatan dan landasan moral untuk melakukan dan melontarkan kritik. Tanpa kebiasaan otokritik, maka kritik kita akan terdengar hampa, dangkal, dan tidak didengarkan orang. Bahkan mungkin juga akan dicemoohkan orang. Maka berjalanlah dulu ke dalam diri sendiri, baru berjalan menemui dan mengunjungi sesama. Benar kata Socrates dulu: hidup yang tidak digugat, dikritisi, dikaji, tidak layak dihidupi.