Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: 2Kor.9:6-10; Mzm.112:1-2.5-6.7-8.9; Yoh.12:24-26.
Hari ini ada pesta St.Laurensius, diakon dan martir. Mari kita mengenang dia dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini sangat singkat. Tetapi sangat padat. Yesus mengangkat sebuah metafora yang akrab dalam alam, yaitu biji atau benih. Benih itu memperlihatkan sebuah paradoks kehidupan yang amat gamblang. Ia baru bisa hidup, kalau “dikubur” di dalam tanah. Di dalam kegelapan “kuburan” itu ia merambah ke alam kehidupan. Ia bertumbuh. Justru dengan jatuh ke tanah lalu mati itulah, benih dapat hidup dan menghasilkan buah. Itulah paradoks kehidupan yang saya maksudkan. Yesus mengangkat paradoks kehidupan benih itu untuk mengungkapkan apa yang akan dialaminya. Ia harus mati, untuk dapat membawa dan memberi kehidupan baru dan kekal. Mati berarti memberi atau menyerahkan nyawa. Di sini juga Yesus mengungkapkan sebuah fakta paradoksal. Yaitu paradoks antara mencintai yang dipasangkan dengan kehilangan. Dan paradoks antara membenci yang dipasangkan dengan memelihara untuk hidup kekal. Akhirnya Yesus juga melukiskan mengenai orang yang mengikut Dia. Mereka harus selalu berada di dekat Dia. Dan ada konsekwensi yang membahagiakan di sana: siapa saja yang melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Luar biasa bukan! Semoga kita didapati layak menjadi pelayan-pelayan Yesus.
Minggu, 09 Agustus 2009
SABTU, 08 AGUSTUS 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Ul.6:4-13; Mzm.18:2-3a.3bc-4.47.51ab; Mat.17:14-20.
Hari ini ada Pesta St.Dominikus. Ia juga dikenang oleh banyak lembaga hidup Bakti. Mari kita mengenang beliau dalam hidup dan doa kita sendiri. Injil hari ini, berkisah tentang Yesus yang menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan (epilepsi, kejang-kejang dan pingsan). Dikisahkan bahwa ada seseorang datang kepada Yesus memohon kesembuhan bagi anaknya yang sakit ayan. Orang itu sudah membawa permasalahan sakit anaknya itu kepada para murid, tetapi mereka tidak bisa mengobati dia. Itu sebabnya Yesus mengecam mereka, karena menurut Yesus mereka tidak bisa melakukan mukjizat penyembuhan itu karena mereka kurang percaya. Itu sebabnya Yesus turun tangan secara langsung untuk mengusir setan itu dari anak tadi. Yesus menegur dan mengusir roh jahat itu dari anak tadi. Anak itu pun menjadi sembuh. Dan terjadilah demikian. Melihat itu, para murid pun datang dan bertanya tentang kegagalan mereka melakukan mukjizat penyembuhan itu? Saat itulah Yesus menegaskan bahwa penyembuhan dapat terjadi kalau orang mempunyai iman. Biarpun iman itu sangat kecil, tetapi kalau ia ada maka ia mampu memindahkan gunung ataupun bukit. Dengan dan di dalam iman, tidak ada sesuatu apa pun yang mustahil. Demikian Yesus memberi jaminan kepada kita. Tinggal kita percaya atau tidak. Jawaban ada pada anda sendiri.
BcE.Ul.6:4-13; Mzm.18:2-3a.3bc-4.47.51ab; Mat.17:14-20.
Hari ini ada Pesta St.Dominikus. Ia juga dikenang oleh banyak lembaga hidup Bakti. Mari kita mengenang beliau dalam hidup dan doa kita sendiri. Injil hari ini, berkisah tentang Yesus yang menyembuhkan seorang anak muda yang sakit ayan (epilepsi, kejang-kejang dan pingsan). Dikisahkan bahwa ada seseorang datang kepada Yesus memohon kesembuhan bagi anaknya yang sakit ayan. Orang itu sudah membawa permasalahan sakit anaknya itu kepada para murid, tetapi mereka tidak bisa mengobati dia. Itu sebabnya Yesus mengecam mereka, karena menurut Yesus mereka tidak bisa melakukan mukjizat penyembuhan itu karena mereka kurang percaya. Itu sebabnya Yesus turun tangan secara langsung untuk mengusir setan itu dari anak tadi. Yesus menegur dan mengusir roh jahat itu dari anak tadi. Anak itu pun menjadi sembuh. Dan terjadilah demikian. Melihat itu, para murid pun datang dan bertanya tentang kegagalan mereka melakukan mukjizat penyembuhan itu? Saat itulah Yesus menegaskan bahwa penyembuhan dapat terjadi kalau orang mempunyai iman. Biarpun iman itu sangat kecil, tetapi kalau ia ada maka ia mampu memindahkan gunung ataupun bukit. Dengan dan di dalam iman, tidak ada sesuatu apa pun yang mustahil. Demikian Yesus memberi jaminan kepada kita. Tinggal kita percaya atau tidak. Jawaban ada pada anda sendiri.
Jumat, 07 Agustus 2009
JUM'AT, 07 AGUSTUS 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Ul.4:32-40; Mzm.77:12-13.14-15.16-21; Mat.16:24-28.
Hari ini ada peringatan fakultatif St.Sixtus II, Kayetanus. Beberapa lembaga hidup bakti mempunyai pesta dan peringatan khusus juga. St.Albertus dari Trapani (O.Carm, OCD), Agatangelus dan Kasimirus (OFMCap). Mari kita ikut mengenangkan mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini, berbicara tentang syarat-syarat mengikut Yesus. Syarat yang disebut eksplisit di sini ada dua: Pertama, ia harus menyangkal dirinya. Kedua, lalu memikul salibnya. Kalau kedua hal itu sudah dilakukan, barulah ia boleh mengikut Yesus. Menyangkal diri yang dimaksudkan Yesus di sini, kiranya bukan soal yang biasa-biasa, walaupun itu juga tercakup di dalamnya. Yang dimaksud Yesus ialah suatu penyangkalan diri sampai ke tingkat radikal, yaitu kehilangan nyawa demi Yesus. Yang disinggung di sini ialah fenomena kemartiran, di mana orang bersaksi demi iman akan Kristus, sampai meneteskan darah. Tetapi di hadapan korban seperti itu, Yesus menjanjikan dan memastikan, bahwa orang seperti itu akan memperolehnya kembali. Bahkan sebaliknya, kalau orang mempertahankan nyawanya, orang itu justru akan kehilangan nyawa. Kedua tuntutan di atas bukanlah tuntutan ringan. Itu adalah tuntutan berat. Tetapi Yesus menjanjikan suatu hidup baru dalam Dia, kalau kita berani dan tegar melakukan dan menerima kedua tuntutan atau persyaratan itu. Di bagian akhir dari perikopa injil ini, Yesus berbicara tentang pengadilan akhir jaman. Ia mengatakan bahwa Ia akan datang dengan diiringi para malaekat. Pada saat itu, Ia akan mengadili semua orang. Semoga kita didapatinya layak sebagai orang yang bisa diselamatkan, karena kita sudah berani menerima dan melakukan kedua syarat di atas tadi.
BcE: Ul.4:32-40; Mzm.77:12-13.14-15.16-21; Mat.16:24-28.
Hari ini ada peringatan fakultatif St.Sixtus II, Kayetanus. Beberapa lembaga hidup bakti mempunyai pesta dan peringatan khusus juga. St.Albertus dari Trapani (O.Carm, OCD), Agatangelus dan Kasimirus (OFMCap). Mari kita ikut mengenangkan mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini, berbicara tentang syarat-syarat mengikut Yesus. Syarat yang disebut eksplisit di sini ada dua: Pertama, ia harus menyangkal dirinya. Kedua, lalu memikul salibnya. Kalau kedua hal itu sudah dilakukan, barulah ia boleh mengikut Yesus. Menyangkal diri yang dimaksudkan Yesus di sini, kiranya bukan soal yang biasa-biasa, walaupun itu juga tercakup di dalamnya. Yang dimaksud Yesus ialah suatu penyangkalan diri sampai ke tingkat radikal, yaitu kehilangan nyawa demi Yesus. Yang disinggung di sini ialah fenomena kemartiran, di mana orang bersaksi demi iman akan Kristus, sampai meneteskan darah. Tetapi di hadapan korban seperti itu, Yesus menjanjikan dan memastikan, bahwa orang seperti itu akan memperolehnya kembali. Bahkan sebaliknya, kalau orang mempertahankan nyawanya, orang itu justru akan kehilangan nyawa. Kedua tuntutan di atas bukanlah tuntutan ringan. Itu adalah tuntutan berat. Tetapi Yesus menjanjikan suatu hidup baru dalam Dia, kalau kita berani dan tegar melakukan dan menerima kedua tuntutan atau persyaratan itu. Di bagian akhir dari perikopa injil ini, Yesus berbicara tentang pengadilan akhir jaman. Ia mengatakan bahwa Ia akan datang dengan diiringi para malaekat. Pada saat itu, Ia akan mengadili semua orang. Semoga kita didapatinya layak sebagai orang yang bisa diselamatkan, karena kita sudah berani menerima dan melakukan kedua syarat di atas tadi.
Rabu, 05 Agustus 2009
KAMIS, 06 AGUSTUS 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE: Dan.7:9-10.13-14; atau 2Ptr.1:16-19; Mzm.97:1-2.5-6.9; Mrk.9:2-10.
Hari ini hari Pesta Yesus menampakkan Kemuliaan-Nya. Mari kita meresapkan peristiwa ini dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini, amat terkenal, yaitu tentang Yesus berubah rupa di atas gunung. Istilah kerennya, peristiwa transfigurasi Yesus. Sebagaimana biasa Yesus naik ke atas gunung untuk berdoa, dan kali ini Ia ditemani Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Berdoa, selalu berarti masuk ke dalam relasi unik dan intensif dengan Allah Bapa di surga. Dalam konteks doa seperti itulah Yesus mengalami suatu pemuliaan yang luar biasa. Di tengah pancaran kemuliaan itu, ketiga murid tadi melihat dua sosok lain di samping Yesus. Elia dan Musa. Para murid dilanda oleh sebuah pancaran daya pesona mistik yang indah tiada terkira, sehingga Petrus pun terdorong untuk melanggengkan keadaan itu dengan mengusulkan untuk mendirikan tiga kemah. Tepat pada saat itulah, muncul awan yang menaungi mereka. Awan itu selalu berarti tanda kehadiran Tuhan. Dari dalam awan itu keluarlah suara: Inilah AnakKu yang terkasih, dengarkanlah Dia. Seketika itu juga, Yesus kembali ke dalam keadaan semula. Nah, itulah pra-kecap dari kemuliaan cahaya kebangkitan, yang perlu dialami para murid agar bisa menanggung peristiwa-peristiwa selanjutnya dalam hidup Yesus. Ketika Yesus masuk ke dalam sengsaraNya, para murid sudah bisa memandang dan memahami derita itu dari perspektif cahaya dan kemuliaan kebangkitan. Itulah yang disarankan oleh pemaknaan liturgis kita.
BcE: Dan.7:9-10.13-14; atau 2Ptr.1:16-19; Mzm.97:1-2.5-6.9; Mrk.9:2-10.
Hari ini hari Pesta Yesus menampakkan Kemuliaan-Nya. Mari kita meresapkan peristiwa ini dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini, amat terkenal, yaitu tentang Yesus berubah rupa di atas gunung. Istilah kerennya, peristiwa transfigurasi Yesus. Sebagaimana biasa Yesus naik ke atas gunung untuk berdoa, dan kali ini Ia ditemani Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Berdoa, selalu berarti masuk ke dalam relasi unik dan intensif dengan Allah Bapa di surga. Dalam konteks doa seperti itulah Yesus mengalami suatu pemuliaan yang luar biasa. Di tengah pancaran kemuliaan itu, ketiga murid tadi melihat dua sosok lain di samping Yesus. Elia dan Musa. Para murid dilanda oleh sebuah pancaran daya pesona mistik yang indah tiada terkira, sehingga Petrus pun terdorong untuk melanggengkan keadaan itu dengan mengusulkan untuk mendirikan tiga kemah. Tepat pada saat itulah, muncul awan yang menaungi mereka. Awan itu selalu berarti tanda kehadiran Tuhan. Dari dalam awan itu keluarlah suara: Inilah AnakKu yang terkasih, dengarkanlah Dia. Seketika itu juga, Yesus kembali ke dalam keadaan semula. Nah, itulah pra-kecap dari kemuliaan cahaya kebangkitan, yang perlu dialami para murid agar bisa menanggung peristiwa-peristiwa selanjutnya dalam hidup Yesus. Ketika Yesus masuk ke dalam sengsaraNya, para murid sudah bisa memandang dan memahami derita itu dari perspektif cahaya dan kemuliaan kebangkitan. Itulah yang disarankan oleh pemaknaan liturgis kita.
RABU, 05 AGUSTUS 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Bil.13:1-2-25; 14:1.26-29.34-35; Mzm.106:6-7a.13-14.21-22.23; Mat.15:21-28.
Hari ini ada peringatan fakultatif Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria. Mari kita mengenangnya dalam hidup dan doa kita hari ini. Injil hari ini, sangat menarik perhatian. Banyak juga ahli kitab yang tertarik dengan teks ini terutama kaum feminis. Mengapa? Sebab dalam Injil hari ini kita baca tentang peristiwa perjumpaan antara Yesus dan seorang perempuan Kanaan. Perempuan ini meminta agar Yesus sudi menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan. Tetapi Yesus menolak permohonan itu, bahkan meminta agar para muridNya mengusir perempuan itu. Alasan Yesus ialah karena Ia merasa hanya diutus kepada domba-domba yang hilang dari Israel. Tentu menarik, jika kita bertanya lebih lanjut, apa yang dimaksud dengan domba-domba yang hilang dari Israel itu? Perempuan itu tidak putus asa. Ia terus mendesak Yesus. Pada saat itulah, Yesus memberi sebuah jawaban yang sebenarnya kasar, karena menyindir perempuan itu. Tetapi perempuan itu tidak tersinggung, malah dengan rendah hati menempatkan diri di hadapan Yesus. Sikap itulah yang kemudian mengubah hati Yesus yang lalu mengabulkan permohonan perempuan itu. Kita belajar tiga hal dari perempuan itu: pertama, sikap tidak cepat putus asa, atau sikap pantang menyerah. Kedua, sikap tahu menempatkan diri dengan rendah hati di hadapan Tuhan. Ketiga, sikap bersabar juga kalau mendapat jawaban yang sebenarnya menyakitkan. Orang sabar akan disayang Tuhan dan mendapat rahmat dan berkat melimpah dari Tuhan.
BcE.Bil.13:1-2-25; 14:1.26-29.34-35; Mzm.106:6-7a.13-14.21-22.23; Mat.15:21-28.
Hari ini ada peringatan fakultatif Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria. Mari kita mengenangnya dalam hidup dan doa kita hari ini. Injil hari ini, sangat menarik perhatian. Banyak juga ahli kitab yang tertarik dengan teks ini terutama kaum feminis. Mengapa? Sebab dalam Injil hari ini kita baca tentang peristiwa perjumpaan antara Yesus dan seorang perempuan Kanaan. Perempuan ini meminta agar Yesus sudi menyembuhkan anak perempuannya yang kerasukan setan. Tetapi Yesus menolak permohonan itu, bahkan meminta agar para muridNya mengusir perempuan itu. Alasan Yesus ialah karena Ia merasa hanya diutus kepada domba-domba yang hilang dari Israel. Tentu menarik, jika kita bertanya lebih lanjut, apa yang dimaksud dengan domba-domba yang hilang dari Israel itu? Perempuan itu tidak putus asa. Ia terus mendesak Yesus. Pada saat itulah, Yesus memberi sebuah jawaban yang sebenarnya kasar, karena menyindir perempuan itu. Tetapi perempuan itu tidak tersinggung, malah dengan rendah hati menempatkan diri di hadapan Yesus. Sikap itulah yang kemudian mengubah hati Yesus yang lalu mengabulkan permohonan perempuan itu. Kita belajar tiga hal dari perempuan itu: pertama, sikap tidak cepat putus asa, atau sikap pantang menyerah. Kedua, sikap tahu menempatkan diri dengan rendah hati di hadapan Tuhan. Ketiga, sikap bersabar juga kalau mendapat jawaban yang sebenarnya menyakitkan. Orang sabar akan disayang Tuhan dan mendapat rahmat dan berkat melimpah dari Tuhan.
Senin, 03 Agustus 2009
SELASA, 04 AGUSTUS 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm).
BcE.Bil.12:1-13; Mzm.51:3-4.5.6a.6bc-7.12-13; Mat.14:22-36.
Hari ini ada Peringatan wajib St.Yohanes Maria Vianney. Dia adalah Pelindung para imam. Ia menjadi sebuah ikon yang amat penting dalam dan sepanjang tahun imamat ini. Ia juga diperingati oleh banyak serikat hidup bakti. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, mengisahkan dua kisah terkenal: Yesus berjalan di atas air, dan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret. Saya mulai dengan yang pertama. Saya selalu merasa tertarik dengan kisah ini. Sebab dalam kisah ini ada suatu perubahan yang terjadi dalam penglihatan para murid. Di tengah malam di tengah danau, di dalam kegelapan, mereka melihat sesosok orang berjalan di atas air. Semula mereka mengira itu hantu. Maka mereka pun ketakutan. Di hadapan situasi kepanikan seperti itu, Yesus datang kepada mereka. Pada saat itulah terjadi perubahan besar: mereka sadar itu adalah Tuhan. Mereka bergeser dari melihat hantu ke melihat Tuhan. Ketika merasa yakin bahwa itu Tuhan, Petrus meminta agar diperkenankan datang kepada Dia dengan juga berjalan di atas air. Tuhan mengijinkan Petrus datang. Semula ia memang berjalan, tetapi kemudian karena angin dan gelombang laut, Petrus tenggelam. Petrus berteriak minta tolong. Dan Tuhan pun menolong dia. Peristiwa pertama ini akhirnya bermuara kepada pengakuan iman kolektif para murid di atas perahu: Sesungguhnya, Engkau Anak Allah. Peristiwa kedua, peristiwa penyembuhan di Genesaret. Mukjizat itu terjadi karena mereka percaya kepadaNya. Semoga kita pun didapati sebagai orang yang juga percaya kepadaNya.
BcE.Bil.12:1-13; Mzm.51:3-4.5.6a.6bc-7.12-13; Mat.14:22-36.
Hari ini ada Peringatan wajib St.Yohanes Maria Vianney. Dia adalah Pelindung para imam. Ia menjadi sebuah ikon yang amat penting dalam dan sepanjang tahun imamat ini. Ia juga diperingati oleh banyak serikat hidup bakti. Mari kita kenang dia dalam hidup dan doa kita masing-masing. Injil hari ini, mengisahkan dua kisah terkenal: Yesus berjalan di atas air, dan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret. Saya mulai dengan yang pertama. Saya selalu merasa tertarik dengan kisah ini. Sebab dalam kisah ini ada suatu perubahan yang terjadi dalam penglihatan para murid. Di tengah malam di tengah danau, di dalam kegelapan, mereka melihat sesosok orang berjalan di atas air. Semula mereka mengira itu hantu. Maka mereka pun ketakutan. Di hadapan situasi kepanikan seperti itu, Yesus datang kepada mereka. Pada saat itulah terjadi perubahan besar: mereka sadar itu adalah Tuhan. Mereka bergeser dari melihat hantu ke melihat Tuhan. Ketika merasa yakin bahwa itu Tuhan, Petrus meminta agar diperkenankan datang kepada Dia dengan juga berjalan di atas air. Tuhan mengijinkan Petrus datang. Semula ia memang berjalan, tetapi kemudian karena angin dan gelombang laut, Petrus tenggelam. Petrus berteriak minta tolong. Dan Tuhan pun menolong dia. Peristiwa pertama ini akhirnya bermuara kepada pengakuan iman kolektif para murid di atas perahu: Sesungguhnya, Engkau Anak Allah. Peristiwa kedua, peristiwa penyembuhan di Genesaret. Mukjizat itu terjadi karena mereka percaya kepadaNya. Semoga kita pun didapati sebagai orang yang juga percaya kepadaNya.
Minggu, 02 Agustus 2009
SENIN, 03 AGUSTUS 2009
Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kel.16:2-4.12-15; Mzm.78:3.4bc.23-24.25.54; Ef.4:17.20-24; Yoh.6:24-35.
Hari ini hari biasa. Tidak ada pesta, perayaan, atau peringatan. Namun ini bukan alasan bahwa kita akan melewatkan hari ini begitu saja. Sebab dalam injil ada sebuah warta yang sangat indah dan sekaligus juga menantang. Injil hari ini, berbicara tentang Roti Kehidupan. Ada banyak orang yang mengikuti Yesus. Tentang mereka inilah Yesus berkata: kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang. Lalu terjadilah dialog panjang dan menarik antara Yesus dan orang banyak itu. Dialog itu akhirnya bermuara pada tuntutan orang banyak kepada Yesus, agar Ia memberi mereka roti itu. Terhadap tuntutan itu, Yesus akhirnya menyatakan diri sebagai Roti Kehidupan: Akulah roti kehidupan. Hal yang menarik perhatian saya di sini ialah bahwa Yesus selanjutnya berkata: Siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi. Jadi, ada dua hal yang dituntut di sini: “datang kepada-Ku” yang dikaitkan dengan “tidak pernah lapar lagi,” dan “percaya kepada-ku,” yang dikaitkan dengan “tidak pernah haus lagi.” Tentu Yesus tidak main-main dengan penyataan diriNya ini. Jadi, ada dua panggilan fundamental kita sebagai pengikut Yesus: pertama, “datang kepada Dia,” dan kedua, “percaya kepada Dia.” Semoga kita sudah mampu melakukan kedua panggilan mendasar ini. Dan semoga kita juga bisa mempercayai sabda penyataan diri Yesus kepada kita.
BcE.Kel.16:2-4.12-15; Mzm.78:3.4bc.23-24.25.54; Ef.4:17.20-24; Yoh.6:24-35.
Hari ini hari biasa. Tidak ada pesta, perayaan, atau peringatan. Namun ini bukan alasan bahwa kita akan melewatkan hari ini begitu saja. Sebab dalam injil ada sebuah warta yang sangat indah dan sekaligus juga menantang. Injil hari ini, berbicara tentang Roti Kehidupan. Ada banyak orang yang mengikuti Yesus. Tentang mereka inilah Yesus berkata: kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang. Lalu terjadilah dialog panjang dan menarik antara Yesus dan orang banyak itu. Dialog itu akhirnya bermuara pada tuntutan orang banyak kepada Yesus, agar Ia memberi mereka roti itu. Terhadap tuntutan itu, Yesus akhirnya menyatakan diri sebagai Roti Kehidupan: Akulah roti kehidupan. Hal yang menarik perhatian saya di sini ialah bahwa Yesus selanjutnya berkata: Siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi. Jadi, ada dua hal yang dituntut di sini: “datang kepada-Ku” yang dikaitkan dengan “tidak pernah lapar lagi,” dan “percaya kepada-ku,” yang dikaitkan dengan “tidak pernah haus lagi.” Tentu Yesus tidak main-main dengan penyataan diriNya ini. Jadi, ada dua panggilan fundamental kita sebagai pengikut Yesus: pertama, “datang kepada Dia,” dan kedua, “percaya kepada Dia.” Semoga kita sudah mampu melakukan kedua panggilan mendasar ini. Dan semoga kita juga bisa mempercayai sabda penyataan diri Yesus kepada kita.
Langganan:
Postingan (Atom)