Rabu, 20 Mei 2009

SABTU, 02 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Kis.9:31-42; Mzm.116:12-13.14-15.16-17; Yoh.6:60-69.


Hari ini adalah Pesta St.Atanasius, seorang bapa gereja besar dari Mesir. Ia seorang pembela ajaran iman yang benar di hadapan ajaran sesat Arius (arianisme). Kiranya tidak serba kebetulan bahwa Injil hari ini melukiskan dua hal besar. Pertama, reaksi para murid yang mengundurkan diri, setelah mendengar pewartaan Yesus tentang diriNya, yang mereka anggap sulit diterima dan dihayati. Kedua, pengakuan iman Petrus. Setelah melihat bahwa banyak orang mulai meninggalkan Yesus karena tidak bisa menerima wahyu diri Yesus, maka Yesus pun berani menantang para murid yang dekat dengan Dia untuk melakukan keputusan dan pilihan. Dengan tegas Yesus bertanya kepada mereka: apakah kamu mau pergi juga? Di hadapan pertanyaan inilah Petrus tampil ke muka dan memberi jawaban berupa sebuah pengakuan iman. Hal ini amat penting dan mendesak, sebab perkara mengikuti Yesus adalah perkara keputusan personal belaka. Hal menjadi pengikut Yesus tidak bisa berupa keputusan ramai-ramai, kolektif, melainkan harus berupa keputusan personal. Sebab tindakan beriman itu akhirnya adalah tindakan personal, baru di atas yang personal itulah bisa ada dimensi atau segi yang komunal.


JUM'AT 01 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

Bc.E.Kis.9:1-20; Mzm.117:1.2; Yoh.6:52-59.


Pada hari ini dalam perayaan liturgi kita ada Pesta St.Yusuf pekerja. Itu sebabnya ILO menjadikan 01 Mei sebagai hari Buruh Internasional. Ada harapan bahwa para buruh menjadi pekerja yang rajin dan saleh. Tetapi itu bukan peluang dan pembenaran bagi majikan untuk menindas dan menghisap mereka. Kiranya Yusuf pekerja, pelindung pekerja tidak menyukai penindasan seperti itu. Injil hari ini melukiskan beberapa hal menarik. Pertama, reaksi orang Yahudi atas warta diri Yesus sebagai Roti Kehidupan. Di antara mereka sendiri timbul pertikaian dan pertengkaran mengenai apa yang dikatakan Yesus. Kedua, walau pun ada dan muncul kebingungan seperti itu, Yesus semakin gencar mewartakan diri sebagai Roti dan Air hidup. Jika kita baca injil baik-baik, maka tampak bahwa Ia seakan-akan sedang memprovokasi orang banyak itu untuk segera mengambil sikap dan keputusan di hadapan wahyu surgawi Yesus itu. Dalam rangka itulah Yesus menjelaskan secara rinci perihal siapa diriNya. Dari penjelasan rinci ini kita bisa tarik dua hal penting. Pertama, relasi makan-minum itu menjadi sebuah relasi personal yang amat intim: aku di dalam dia, dan dia di dalam aku. Kedua, dalam relasi intim itu yang terjadi ialah misteri aling tinggal di dalam yang lain. Ini sebuah misteri relasi cinta. Misteri perichoresis atau mutual indwelling, atau misteri interpenetrasi yang juga terjadi dalam relasi Allah Tritunggal Mahakudus.


KAMIS, 30 APRIL 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.8:26-40; Mzm.66:8-9.16-17.20; Yoh.6:44-51.

Injil hari ini masih melanjutkan tema pembicaraan injil kemarin. Kemarin sudah disinggung (ay.37) tentang hal datang kepada Yesus. Tetapi dalam injil hari ini, dikatakan bahwa orang hanya bisa datang kepada Yesus kalau digerakkan oleh Bapa. Jadi, dengan kata lain, iman kepercayaan kepada Yesus adalah juga rahmat adikodrati, yang dianugerahkan Bapa kepada orang yang berkenan kepadaNya. Selanjutnya masih ada beberapa poin lagi yang ditekankan dalam teks ini. Misalnya, dalam teks ini sekali lagi ditegaskan oleh Yesus mengenai syarat untuk memperoleh hidup kekal. Syaratnya sederhana saja, yaitu percaya kepadaNya. Kalau orang tidak percaya, tentu saja ia tidak akan selamat, tidak akan memperoleh hidup. Pada bagian menjelang akhir teks ini, kita dengar bahwa Yesus memberi diriNya kepada dunia. Sebab Yesus adalah roti kehidupan yang telah turun dari surga. Dengan ini Yesus pun menjadi makanan bagi dunia agar dunia beroleh hidup. Itulah yang selalu kita dengar dan kita rayakan dalam perayaan ekaristi kita ketika imam berkata, Amillah dan makanlah inilah tubuhKu yang diserahkan untuk kamu. Mendengar itu kita pun bersujud dan menyembah di dalam iman dan percaya.

RABU, 29 APRIL 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.8:1b-8; Mzm.66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh.6:35-40.

Tema injil Selasa kemarin dilanjutkan pada hari ini. Yesus memberi jaminan bahwa Ia akan memelihara dan melindungi siapa saja yang datang kepadaNya (ay.37). Yesus melakukan semuanya itu sesuai dengan Dia yang mengutusNya dari surga. Adapun kehendak Dia yang mengutus itu ialah agar semua yang sudah dipercayakan kepada Yesus tidak hilang atau binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal, yang diawali dengan peristiwa kebangkitan. Tetapi ada syaratnya agar bisa memperoleh hidup yang kekal dan dibangkitkan. Syaratnya ialah agar orang melihat dan percaya. Itu saja. Kalau kita perhatikan dengan baik, kedua kata itu, melihat dan percaya, di tempat lain dalam injil Yohanes dipakai untuk melukiskan sikap si murid yang dikasihi itu ketika melihat makam kosong. Dengan kata lain, kedua kata itu (melihat dan percaya), adalah tanda kemuridan sejati juga. Bahkan ada juga yang dikatakan berbahagia karena walau tidak melihat namun percaya. Ini adalah sebuah dimensi yang lain, yang amat ditekankan di hadapan penampakan Yesus kepada Tomas bersama dengan para rasul yang lain. Semoga kita bisa juga sampai ke tingkat iman dan kepercayaan seperti itu: Melihat dan percaya. Model orang seperti itu ialah Sta.Katarina dari Siena, yang pestanya kita pestakan hari ini.

SELASA, 28 APRIL 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.7:51-8:1a; Mzm.31:3cd-4.6ab.7b.8a.17.21ab; Yoh.6:30-35.


Injil hari ini berkisah tentang salah satu gelar Yesus dalam injil Yohanes, yaitu Yesus sebagai roti hidup. Menarik untuk menyimak dengan teliti teks injil ini khususnya ayat 35: Akulah roti kehidupan. Siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi. Tidak dikatakan, siapa saja yang makan roti ini. Tetapi kiranya datang yang dimaksudkan di sini ialah datang untuk makan. Yang lebih menarik lagi ialah penggal keduanya: siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi. Tidak dikatakan, siapa saja yang minum kepada-Ku, melainkan percaya. Bagi saya, ini semua adalah perkara relasi iman. Ada dua misteri besar yang dipentaskan Yesus di sini di atas dua pesta Yahudi: Pesta Roti tak beragi, di mana ada bagian upacara penuangan air suci di atas mesbah korban. Yesus mewartakan diri sebagai Roti Baru, dan air sumber kehidupan baru yang akan menjadi sumber hidup rohani baru. Yesuslah Roti yang turun dari surga, yang mampu memberi kehidupan. Teks ini mempunyai daya inspirasi besar dalam seluruh tradisi liturgi Kristiani. Antara lain misalnya menghasilkan lagu seperti Panis Angelicus yang terkenal itu. Atau juga O Esca Viatorum. Juga Ave Verum. Semuanya mengandung nada-nada surgawi yang indah mempesona.


SENIN, 27 APRIL 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.3:13-15.17-19; Mzm.4:2.4.7.9; 1Yoh.2:1-5a; Luk.24:35-48.

Hari ini ada pesta St.Petrus Kanisius. Dalam injil hari ini kita baca tentang penamapakan Yesus kepada semua murid. Sebelumnya Lukas berkisah tentang perjalanan kedua murid ke Emaus. Sekarang Yesus menampakkan diri kepada semua murid. Ia datang di tengah mereka. Mereka takut dan terkejut dan tidak mudah percaya, walau Yesus menyalami mereka dengan salam damai. Mereka mengira Ia hantu. Itu sebabnya Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia benar-benar Yesus yang tubuhNya penuh luka akibat penyaliban. Ternyata mereka belum juga percaya, tetapi kali ini alasannya lain: mereka belum percaya karena terlalu besar sukacita, kegirangan, dan keheranan mereka. Itu sebabnya Yesus membuktikan kehadiranNya dengan makan ikan goreng, sebab hantu tidak makan. Setelah Yesus membuka pikiran mereka, baru mereka memahami apa arti kitab Suci selama ini. Di bagian akhir injil ini kita dengar sabda pengutusan murid. Mereka harus menjadi saksi Yesus mulai dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. Ada satu hal yang amat menarik untuk dicermati: Yesus berkarya dengan berjalan menuju Yerusalem, sedangkan para murid berkarya dengan keluar dari Yerusalem untuk sampai ke ujung bumi. Yang pertama disebut gerakan sentripetal, yang kedua disebut gerak sentrifugal. Untuk dapat melaksanakan tugas itu, Yesus akan mengutus Roh yang dijanjikanNya kepada mereka. Itulah Pentakosta.

SABTU, 25 APRIL 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

Bc.E.1Ptr.5:5b-14; Mzm.89:2-3.6-7.16-17; Mrk.16:15-20.


Injil hari ini berbicara tentang pengutusan para murid oleh Tuhan yang bangkit. Sesungguhnya ini adalah perutusan kedua dalam injil Markus. Perutusan pertama, dilukiskan dalam Mrk.16:8b. Seperti dalam perutusan pertama, dalam perutusan kedua ini pun para rasul diutus pergi ke seluruh dunia mewartakan Injil. Nasib pendengar akan ditentukan oleh sikap mereka terhadap warta itu. Markus juga melukiskan tanda-tanda ajaib yang menyertai para pewarta. Mereka akan mampu melakukan tanda ajaib, untuk mendukung dan memperkuat pewartaan mereka. Selain itu, injil juga melukiskan peristiwa Yesus terangkat ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Sesudah itu, para rasul pergi mewartakan injil ke seluruh bumi. Saya mau menggarisbawahi satu hal penting di bagian akhir injil Markus ini. Yaitu bahwa Tuhan akan selalu menyertai mereka dalam tugas pewartaan mereka. Mereka tidak dibiarkan sendirian. Melainkan Tuhan akan menyertai mereka dan mengiringi karya mereka dengan tanda-tanda ajaib, dengan mukjizat agung. Menurut saya, kiranya salah satu mukjizat agung dalam pewartaan itu ialah, bahwa orang yang percaya kepada Yesus semakin berkembang dan bertambah banyak.