Kamis, 28 Mei 2009

JUM'AT 29 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.22:30; 23:6-11; Mzm.103:1-2.11-12.19-20; Yoh.21:15-19.

Tanpa terasa hari ini novena kedelapan. Pada hari ini ada pesta St.Maria Anna dari Paredes, Beato Yoseph Gerard. Saya selalu terharu membaca injil ini. Ini drama pemulihan Petrus. Ia sudah menyangkal Yesus tiga kali, kini dimurnikan lewat pengujian dan pemurnian dalam tiga tahap. Yang menarik ialah Yesus menyapa Petrus bukan dengan gelarnya, melainkan dengan nama pribadi, Simon, anak Yohanes. Apa artinya? Yesus tidak mau mengkaitkan kesalahan Petrus (menyangkal tiga kali), dengan Gelar Petrus, Kefas, Batu Karang, melainkan dikaitkan dengan diri pribadi Simon anak Yohanes. Tersirat pesan di sini: jangan cepat melihat kesalahan dalam diri pejabat gereja apalagi menyalahkannya. Yesus memberi teladan untuk itu. Hal kedua yang menarik perhatian ialah perintah Yesus kepada Simon tatkala ia sudah menyatakan cintanya kepada Yesus. Dalam teks Yunani, perintah pertama berbunyi: Boske probata su, artinya, berilah makan domba-dombaKu. Perintah kedua: poimaine probata su, artinya, jagalah domba-dombaKu. Perintah ketiga berbunyi: Boske probata su, artinya, berilah makan domba-dombaKu. Jadi, alurnya jelas: Beri makan, setelah kenyang, terus dijaga atau diberi perhatian, kalau lapar lagi diberi makan lagi. Jadi, Petrus diberi tugas menjadi gembala, sebab ketiga kata kerja tadi adalah tugas gembala. Tetapi Petrus bukan gembala utama, sebab gembala utama ialah Yesus. Petrus harus menggembalakan domba untuk dibawa kepada Yesus, bukan dibawa kepada dirinya sendiri. Itu sebabnya di akhir ay 19 dikatakan: Ikutlah Aku. Jadi sambil menggembalakan domba, Petrus tetap harus mengikuti Yesus dan membawa domba-domba itu kepada Yesus.

Rabu, 27 Mei 2009

KAMIS, 28 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.22:28-38; Mzm.16:1-2a.5.7-8.9-10.11; Yoh.17:20-26.


Tanpa terasa hari ini hari novena Ketujuh. Tidak ada santo-santa yang khusus diperingati hari ini. Injil hari ini adalah kelanjutan injil kemarin, yang berbicara tentang Doa Imam Agung Yesus Kristus bagi para murid-Nya. Ada beberapa permohonan Yesus yang perlu digaris-bawahi. Ia berdoa bagi orang yang percaya di masa yang akan datang, yaitu orang yang percaya karena pemberitaan para murid. Jadi kita sudah didoakan Yesus. Ia memohon persatuan para murid menurut persatuan Bapa dan Putera. Sampai dua kali hal ini diulang dalam injil hari ini. Tujuan persatuan ialah agar dapat menjadi kesaksian bagi dunia mengenai pengutusan Yesus oleh Bapa, dan terutama mengenai relasi kasih Bapa dan Putera. Masih ada permohonan lain dari Yesus, yaitu agar Ia selalu bisa berada bersama dengan para muridNya. Tujuan akhir dari semua ini ialah agar para murid dan terutama dunia bisa mengenal dan mengalami kasih Bapa. Bagi saya, betapa doa ini sangat menyentuh hati dan perasaan. Sebuah doa yang mengalir dari dalam lubuk kasih itu sendiri. Ya, memang begitulah seharusnya doa dan berdoa: mengalir dan memancar keluar dari dalam lubuk hati yang penuh kasih.


RABU, 27 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.20:28-38; Mzm.68:10-11.20-21; Yoh.17:11b-19.

Hari ini ada pesta St.Agustinus dari Canterbury. Dia adalah seorang Rahib Benediktin yang mendapat tugas untuk mewartakan injil ke tanah Inggris. Selain itu, hari ini juga adalah Hari Novena keenam. Ada beberapa hal menarik yang bisa dikemukakan dari injil hari ini. Dalam pengalaman saya, inilah bagian yang paling menyentuh perasaan dari seluruh doa itu. Mengapa? Karena di sini kita membaca Yesus memohon beberapa hal yang sangat penting bagi hidup kita: periharalah mereka dalam namaMu. Juga karena di sini kita membaca permohonan Yesus agar kita semua dapat menjadi satu sebagai para pengikutNya: ut omnes unum sint. Teks ini juga menarik karena Yesus menyatakan apa yang selama ini telah Ia lakukan bagi para muridNya dan di tengah-tengah mereka. Misalnya, Yesus telah memelihara mereka, menjaga mereka, agar mereka tidak binasa, melainkan agar mereka beroleh hidup, dan juga agar dalam hidup itu sukacita mereka menjadi penuh. Di bagian akhir dari teks injil ini kita baca bahwa Yesus juga berdoa agar para muridNya dikuduskan. Bagi, semuanya ini adalah luar biasa, indah dan mengagumkan. Kiranya setelah menyadari semuanya ini, semoga kita semakin bisa mencintai Tuhan kita Yesus Kristus, penebus dan penyelamat kita.

Senin, 25 Mei 2009

SELASA, 26 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.20:17-27; Mzm.68:10-11.20-21; Yoh.17:1-11a.

Hari ini adalah novena kelima. Hari ini juga adalah hari Pesta St.Filipus Neri. Ada beberapa hal penting yang dibentangkan injil hari ini. Ini adalah penggal pertama dari sebuah sebuah doa yang sangat panjang. Ini adalah Doa imam agung bagi umatNya. Begitu ilmu tafsir menyebut teks ini. Dalam doa itu Ia berjanji memberi hidup kekal kepada mereka. Inti hidup kekal itu ialah pengenalan akan Allah. Saya selalu sangat terkesan dengan Injil ini, karena di sini Tuhan Yesus sendiri berdoa bagi para muridNya, bagi para pengikutNya. Bagi saya tidak ada hiburan dan dorongan lain yang jauh lebih kuat lagi dari pada kenyataan bahwa Tuhan Yesus sendiri berdoa bagi kita semua kepada Bapa. Injil ini memberi saya sebuah keyakinan yang kuat bahwa perpisahan tidak selalu merupakan kata akhir dari segala sesuatu. Bisa juga terjadi perpisahan itu adalah awal dari sebuah perjumpaan baru, sebuah perjumpaan yang lebih baik. Dalam hal ini, Yesus akan “berpisah” dari para muridNya, untuk pergi kepada Bapa. Kepergian kepada Bapa itu menjadi syarat munculnya kehidupan baru bagi para murid. Mereka kini menjadi hidup di dalam Bapa melalui Anak, yaitu Yesus. Maka perpisahan tidak usah harus selalu menyedihkan. Itulah pesan Injil hari ini sejauh saya bisa membaca dan merenungkannya dengan baik.

SENIN, 25 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.19:1-8; Mzm.68:2-3.4-5ac.6-7ab; Yoh.16:29-33.


Hari ini hari Novena hari keempat. Mari kita berkanjang dalam penantian akan turunnya Roh Kudus. Hari ini juga ada pesta wajib St.Beda Venerabilis. Paus Gregorius VII. Ada juga St.Magdalena dan Sofia. Ada beberapa hal yang menarik dari Injil hari ini. Pertama, perkataan Yesus bahwa tahap perumpamaan sudah berlalu. Kini Yesus berbicara secara terus terang dan langsung kepada para murid. Dan para murid bisa menangkap semuanya, sehingga mereka terdorong untuk percaya bahwa Yesus datang dari Allah. Kedua, ada sebuah nubuat yang menyedihkan, yaitu tentang akan tercerai-berainya para murid, dan mereka akan meninggalkan Yesus sendirian. Tetapi itu tidak menjadi masalah, sebab Yesus tidak sendirian, Ia disertai Bapa. Yesus mengungkapkan semuanya ini dengan maksud agar para murid beroleh damai sejahtera di dalam Yesus. Hal ini perlu sebab para murid masih menderita di dunia. Tetapi Yesus memberi jaminan, bahwa derita itu tidak akan berlangsung lama, derita itu bukan keadaan tetap, sebab dunia itu sudah dikalahkan oleh Yesus. Semoga kita terhibur oleh sabda injil hari ini.


Minggu, 24 Mei 2009

SABTU, 23 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.18:23-28; Mzm.47:2-3.8-9.10; Yoh.16:23b-28.


Ada beberapa orang kudus yang diperingati hari ini. Ada Antide Thouret. Juga ada pesta yang terkait dengan Bunda Maria: SP.Maria, Ratu Para Rasul, SP.Maria Pertolongan Orang Kristen. Hari ini adalah hari kedua Novena Pentakosta. Injil hari ini juga cukup pendek. Tetapi ada beberapa hal yang dibentangkan di sana. Injil dimulai dengan satu penegasan mengenai efektifitas dari permohonan kepada Bapa dalam nama Yesus. Permohonan seperti itu pasti akan dikabulkan. Yesus mendorong para murid untuk meminta sesuatu dari Bapa melalui nama Yesus. Diharapkan bahwa hal itu akan memenuhi dan melengkapi sukacita para murid. Sampai saat ini Yesus banyak mengajar tentang Bapa dengan memakai kiasan. Akan datang saatnya, Yesus akan mengajar secara lugas saja tentang Bapa. Bagian akhir injil ini lagi-lagi menjelaskan tentang misteri relasi dalam Tritunggal Mahakudus. Bapa mengasihi Anak, sang Anak mengasihi para muridNya, dan para murid mengasihi sang Guru dan percaya padaNya. Maka, mereka semua berada dalam satu lingkaran relasi kasih. Kasih mengikatsatukan mereka semua. Semoga kita layak berada dalam lingkaran kasih itu.


JUM'AT 22 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)
BcE.Kis.18:9-18; Mzm.47:2-3.4-5.6-7; Yoh.16:20-23a.

Ada beberapa orang kudus yang diperingati hari ini. Ada Rita dari Cascia, ada Yoachina de Vedruna de Mas. Sekaligus hari ini adalah hari pertama Novena Pentakosta. Injil hari ini sangat singkat. Tetapi di sana terungkap beberapa hal yang menarik perhatian. Pertama, dimulai dengan pelukisan paradoks antara para murid dan dunia. Para murid dilanda dukacita (karena kepergian Yesus), sedangkan dunia bergembira. Tetapi, kedua, dukacita para murid itu bukanlah keadaan tetap, atau keadaan tanpa akhir. Sebab sebentar lagi dukacita itu akan berubah menjadi sukacita. Tetapi mengapa terjadi perubahan seperti itu? Penjelasannya sangat indah karena mengambil ibarat seorang perempuan yang melahirkan. Dalam proses melahirkan ia merintih kesakitan, tetapi begitu kelahiran itu terjadi, ia dilanda sukacita besar sehingga kesakitan itu terlupakan dan menjadi relatif, menjadi tidak berarti apa-apa lagi. Dukacita para murid pun tidak akan berlangsung lama, sebab mereka akan melihat Yesus lagi. Perjumpaan dengan Yesus itulah yang menjadi sumber sukacita mereka. Dan sukacita itu akan berlangsung tetap dan tidak akan bisa dirampas oleh siapa-siapa lagi. Semoga kita pun bisa menghayati hal ini. Sukacita murid Kristus.

RABU, 20 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.17:15.22-18:1; Mzm.148:1-2.11-12ab.12c-14a; Yoh.16:12-15.


Pada hari ini ada beberapa orang kudus yang kita peringati. Ada Bernardinus dari Siena, ada Eugenius dari Mazenod. Injil hari ini adalah kelanjutan dari injil kemarin. Ada beberapa hal yang dibentangkan di sini. Kalau dalam injil kemarin, Yesus menyebut Dia yang akan datang itu dengan sebutan Penolong, maka hari ini muncul sebuah sebutan lain yaitu Roh Kebenaran. Ia mempunyai satu tugas pokok yaitu menuntun kamu ke dalam seluruh kebenaran. Tetapi Roh Kebenaran itu tidak berkata-kata dari dan tentang dirinya sendiri. Melainkan ia hanya mengatakan (menyampaikan) apa yang didengarnya. Injil juga melukiskan satu tugas lain yaitu Roh ini akan memberitakan hal-hal yang akan datang. Selain itu, Roh juga tidak memuliakan dirinya sendiri, melainkan memuliakan Yesus. Mengapa? Karena Roh itu tidak mengatakan apa-apa dari dirinya sendiri, melainkan hanya menyampaikan apa yang ia dengar dari Yesus. Bagi saya di sini terbersit sekilas misteri “misi” dalam Tritunggal Mahakudus. Bapa mengutus Putera, Putera dan Bapa mengutus Roh. Itulah yang terendapkan dalam Credo yang diucapkan setiap hari Minggu dan hari Raya. Semoga itu tidak hanya menjadi sekadar hiasan bibir belaka.


SELASA, 19 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.16:22-34; Mzm.138:1-2a.2bc-3.7c-8; Yoh.16:5-11.


Pada hari ini ada beberapa orang kudus yang kita peringati. Ada Clemens dari Osimo dan Augustine Tarano. Injil hari ini membentangkan beberapa hal penting. Kepergian Yesus menimbulkan dukacita di hati para murid. Tetapi kepergian Yesus dikatakan lebih berguna. Sebab kepergian itu akan diimbangi dengan kedatangan Penolong. Jadi, kepergian Yesus menjadi syarat datangnya sang Paracletos itu. Penolong itu mempunyai beberapa tugas penting. Intinya ia menyadarkan dunia akan tiga hal ini: akan dosa, akan kebenaran dan akan penghakiman. Penolong itu mengingatkan dunia akan dosa, karena dunia masih juga belum percaya kepada Yesus. Ia juga mengingatkan dunia akan kebenaran, walau alasan yang dikemukakan di sini sangat sulit dipahami. Yesus pergi kepada Bapa. Maka para murid tidak akan bisa lagi melihat Yesus. Itulah yang dianggap sebagai kebenaran. Akhirnya, Ia juga mengingatkan dunia akan penghakiman. Saya kira hal itu erat terkait dengan poin pertama, yaitu sikap tidak percaya. Karena tidak percaya maka akan datang penghakiman. Semoga kita didapati sebagai para murid yang percaya.


Kamis, 21 Mei 2009

SENIN, 18 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.16:11-15l Mzm.149:1-2.3.5-6a.9b; Yoh.15:26-16:4a.


Menurut penanggalan liturgi kita, ada beberapa orang kudus yang diperingati pada hari ini. Ada Yohanes I, Paus dan Martir, ada Feliks dari Cantalice, dan ada Beato Willem Toulouse. Mari kita peringati mereka, sebab dalam tradisi dan kepercayaan Katolik, hidup orang Kudus adalah injil dalam bentuk penghayatan paling nyata dan eksistensial. Maka memperingati, mempestakan, merayakan orang kudus, kita semakin ditukikkan ke dalam hidup injili (vita evangelica) secara mendalam. Selanjutnya ada beberapa hal penting yang diungkapkan dalam Injil hari ini. Pertama, bahwa Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Yesus. Tetapi saksi Yesus juga adalah para murid, karena sejak semula sudah ada relasi erat. Kedua, ada beberapa risiko dan konsekwensi dari status dan martabat sebagai murid dan saksi Kristus ini. Misalnya, ada risiko pengucilan secara sosial. Juga ada risiko pembunuhan, yang malahan diduga sebagai sebuah tugas suci dan mulia. Tetapi ini semua terjadi karena mereka tidak mengenal Bapa dan Yesus. Yesus mengatakan semuanya ini terlebih dahulu, agar para murid tidak terkejut. Juga agar para murid jangan memimpikan sesuatu yang tidak realistik dalam hidup mereka sebagai pengikut Kristus. Menjadi murid Kristus tidak serba mudah. Tetapi kita semua tetap dituntut untuk setia. Itulah kewajiban fundamental kita sebagai murid.


SABTU, 16 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.16:1-10; Mzm.100:1-2.3.5; Yoh.15:18-21.


Menurut penanggalan Liturgi kita, hari ini ada Pesta St.Gemma Galgani, St.Margareta dari Cortona, Alipius dan Possidius, Andreas Bobola, dll. Mari kita mempestakan orang-orang suci ini, sebagai teladan hidup injili yang sangat konkret. Ada beberapa hal penting dan menarik yang diungkapkan Injil hari ini. Pertama, fakta bahwa para murid Kristus dibenci dunia. Tetapi itu terjadi karena dunia sudah terlebih dahulu membenci Kristus juga. Itu tidak mengherankan karena Kristus telah memilih para muridNya dari dunia. Itulah titik pangkal penyebab munculnya kebencian dunia terhadap murid Kristus. Kiranya hal ini sangat jelas, sebab nasib hamba tidak lebih baik dari sang tuan. Sang tuan telah mengalami penganiayaan. Maka hamba atau murid, tidak usah bermimpi akan mengalami nasib yang lebih baik. Paling-paling juga akan mengalami penganiayaan yang sama. Kedua, nasib suram para murid ini terjadi karena nama Yesus. Jelas ini adalah sebuah nubuat. Tentu hal ini juga merupakan sebuah tantangan bagi eksistensi kita sebagai para pengikut Yesus. Semoga kita tidak mudah menyerah kalah atau putus asa karena fakta dan realitas seperti itu.


JUM'AT, 15 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.15:22-31; Mzm.57:8-9.10-12; Yoh.15:12-17.


Hari ini, dalam penanggalan liturgi kita ada Pesta St.Pakomus, Abas. Dia adalah rahib Mesir, yang menempuh jalan hidup seperti itu, karena panggilan injil, karena mau menghayati Injil secara radikal. Mari kita mempestakannya dan menghormatinya karena teladan hidup injilinya itu. Ada beberapa hal penting dan menarik yang diungkapkan dalam injil hari ini. Pertama, adanya perintah saling mengasihi yang harus terjadi di antara para pengikut Yesus. Tetapi model dari kasih itu ialah kasih Tuhan sendiri: seperti Aku telah mengasihi kamu. Model kasih Tuhan itu searah saja. Tidak menuntut balas jasa, imbal jasa. Kasih Tuhan itu rela berkorban. Sehubungan dengan ini, maka terkenallah ucapan ini: Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada ini, yakni seorang memberikan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Kedua, ada martabat baru yang diungkapkan di sini: Yesus menyebut para muridNya sebagai sahabat. Relasi persahabatan itu harus tampak dalam perbuatan, yaitu meniru kasih sang Tuan. Martabat sebagai sahabat itu muncul karena Yesus sudah memberitahukan semuanya kepada mereka. Relasi persahabatan dalam kasih itu harus bisa menghasilkan buah. Harus bisa mendatangkan transformasi, perubahan mutu eksistensi dan relasi sosial. Sedemikian pentingnya hal ini, sehingga injil diakhiri dengan sekali lagi mengulangi perintah eksistensial itu: Kasihilah seorang terhadap yang lain.


KAMIS, 14 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.1:15-17.20-26; Mzm.113:1-2.3-4.5-6.7-8; Yoh.15:9-17.


Hari ini ada Pesta St.Matias Rasul. Mari kita mempestakannya karena ia adalah salah satu dari para pengikut Yesus yang semula. Injil pada hari ini membentangkan beberapa hal menarik di bawah ini. Pertama, ialah perintah Yesus agar kita tinggal di dalam kasihNya. Kiranya itu yang menjadi dasar atau titik tolak untuk bisa saling mengasihi. Kita mengasihi sesama dengan berdasarkan, atau karena meniru cinta kasih Kristus. Cinta Kristus itu adalah cinta yang rela berkorban. Itu hanya mungkin kalau kita tinggal di dalam kasih Kristus. Kasih Kristus itu hanya satu arah. Itu sebabnya Ia rela dan mampu mengorbankan diri. Itulah misteri cinta kasih yang agung. Rela berkorban bagi yang dikasihi: Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih dia yang rela mengorbankan nyawanya bagi para sahabatnya. Semoga kita bisa sampai ke arah kasih seperti itu. Kedua, dalam relasi kasih tidak ada lagi tuan dan hamba, melainkan yang ada ialah relasi persahabatan, relasi kasih persaudaraan. Kristus yang memilih dan memanggil kita untuk hidup dan tinggal di dalam kasih Tuhan. Semoga hidup dalam kasih itu bisa berbuah banyak.


RABU, 13 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

Bc.E.Kis.15:1-6; Mzm.122:1-2.3-4a.4b-5; Yoh.15:1-8.


Hari ini pesta wajib SP Maria dari Fatima, juga Maria Pendamping yang Baik, juga Maria Dominica Mazzarello. Injil yang kita dengar hari ini berbicara tentang pokok anggur yang benar. Sebuah ibarat yang sangat menarik dan jelas. Diambil dari dunia pertanian. Yesus diibaratkan sebagai pokok anggur. Dan kita semua adalah ranting-rantingnya. Injil ini memperkarakan relasi yang benar antara ranting dan pokok anggur. Kalau ranting itu berada dalam relasi yang benar dengan pokok anggur, maka ia akan bisa hidup. Tidak hanya sampai di situ saja. Ia juga akan berbuah limpah. Jadi, relasi yang benar itu menjadi prasyarat hidup dan prasyarat berbuah limpah. Sebaliknya kalau ranting tidak berada dalam relasi yang benar dengan pokok anggur, maka ia tidak akan dapat hidup dan juga tidak akan dapat berbuah. Maka dengan sangat gamblang injil ini menantang kita untuk bertanya kepada diri kita masing-masing: seperti apakah citra atau sosok relasi saya dengan Yesus? Semoga itu adalah relasi yang benar, relasi yang mendatangkan buah yang berlimpah. Memang, tanpa Yesus kita tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi dalam dan bersama dengan Yesus kita dapat berbuat apa-apa dan bahkan bisa mengalahkan dunia. Mari kita pegang visi optimistik ini dalam hidup kita sehari-hari.


SELASA, 12 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Kis.14:19-28; Mzm.145:10-11.12-13ab.21; Yoh.14:27-31a.


Hari ini ada pesta fakultatif Santo Nereus dan Akhilleus, Pankratius, Beato William Tirri, Leopoldus Mandic. Mari kita lewatkan hari ini dengan mengenang mereka itu. Ada beberapa hal yang penting dan menarik yang terbaca dalam injil hari ini. Pertama, fakta bahwa Yesus meninggalkan damai sejahteraNya bagi para murid. Kedua, atas dasar damai sejahtera Yesus itu, maka tidak ada alasan bagi para untuk menjadi gelisah dan gentar. Ketiga, Yesus bicara tentang kepergianNya, tetapi kepergian yang sementara sebab Ia akan datang kembali segera. Kalau ada relasi kasih, kepergian Yesus ini seharusnya tidak menimbulkan rasa sedih. Kepergian itu malahan harus menimbulkan sukacita besar di antara para murid. Yesus juga menyingkapkan relasinya yang unik dengan Bapa. Yakni sebuah relasi kasih. Relasi kasih itu tampak dalam ketaatan dan kerelasediaan untuk melakukan perintah dan kehendak Dia yang dikasihi, yaitu kehendak Bapa. Di sini tidak ada relasi pembangkangan sama sekali. Yang ada hanya relasi taat secara radikal. Taat seperti mayat, oebedientia sicut cadaver. Berat memang, mengingat filsafat manusia modern yang cenderung amat mendewa-dewakan martabat kebebasan individu. Walau berat, tetapi hal itu harus terjadi dan dilakukan. Itulah tantangan hidup Kristiani bagi kita semua.


SENIN, 11 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.14:5-18; Mzm.115:1-2.3-4.15-16; Yoh.14:21-26.


Hari ini ada pesta wajib Para Abas Cluny. Juga ada pesta fakultatif Santo Ignatius dari Laconi. Mari kita lewatkan hari ini dengan pengenangan akan orang-orang kudus ini. Injil hari ini membentangkan beberapa hal penting dan menarik. Pertama, mengenai tanda-tanda dari murid yang mengasihi Yesus ialah, taat memegang dan melaksanakan perintah Yesus. Kedua, ada satu misteri besar di sini, yaitu misteri kasih yang bisa mengikatsatukan orang yang hidup dalam kasih itu. Yesus dengan para muridNya, dan pada gilirannya Yesus dan par a murid dengan Bapa. Ketiga, memang dalam teks ini ada sebuah teks yang sangat terkenal, tetapi masih ada kaitannya dengan relasi kasih dan melaksanakan perintah: Melaksanakan perintah harus berlandaskan pada kasih. Kasihlah yang memudahkan orang mudah dan rela taat melaksanakan perintah. Kemauan melaksanakan perintah itu juga akan mendatangkan kasih Bapa dan Putera kepada dia. Maka dikatakan: Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama dengan dia. Ini salah satu teks misteri yang mewartakan misteri trinitas dalam Yohanes. Bagian selanjutnya adalah antitesis dari ketaatan, yaitu ketidak taatan dengan segala risiko dan konsekwensinya. Kita tinggal memilih yang mana: mau mentaati dalam kasih atau mau tinggal dalam pembangkangan, ketidak-taatan?


MINGGU, 12 JULI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Am.7:12-15; Mzm.85:9ab.10.11-12.13-14; Ef.1:3-14 (Ef.1:3-10); Mrk.6:7-13.


Injil hari ini berbicara tentang pengutusan kedua belas rasul. Ada beberapa hal penting yang perlu digaris-bawahi di sini. Pertama, bahwa kedua belas rasul diutus berdua-dua untuk menjalankan perutusannya. Mereka tidak jalan sendirian, melainkan berdua. Sebab “dengan dilakukan bersama, maka kiranya akan lebih mudah.” Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Kiranya itulah yang dipikirkan Yesus ketika Ia mengutus mereka berdua-dua. Kedua, perjalanan misioner itu adalah perjalanan dalam kemiskinan. Mereka tidak diperkenankan membawa apa-apa. Mereka harus sepenuhnya mengandalkan penyelenggaraan ilahi. Maka perjalanan misioner ini menjadi perjalanan ujian iman, apakah orang percaya dan mengandalkan Allah atau tidak. Ketiga, perjalanan misioner ini juga menjadi perjalanan menguji kerendahan hati para murid: Mereka harus mau masuk ke tempat di mana mereka diterima untuk pertama kalinya seperti apa pun keadaan tempat itu. Mereka tidak boleh berpindah-pindah, seperti para gyrovagi, yaitu biarawan berkeliling. Tetapi gyrovagi mempunyai konotasi buruk: orang malas yang mau hidup enak dengan menjadi pertapa berkeliling. Para murid tidak boleh menjadi seperti itu. Keempat, perjalanan ini memang berat, tetapi mereka disertai Tuhan. Mereka tidak sendirian, melainkan berjalan bersama dan dalam Tuhan. Perutusan itu adalah tugas dari Tuhan. Tuhan sendiri memanggil dan mengutus mereka seperti halnya dulu Ia memanggil dan mengutus Amos untuk menjalankan tugas berat, menyampaikan firman Tuhan yang keras di Betel (Bac.I). Ya, tugas itu berat, tetapi karena tugas itu berasal dari Tuhan, berarti mereka adalah orang pilihan Allah. Sebagai orang pilihan, mereka mempunyai kekayaan berlimpah (Bac.II). Kepada mereka Tuhan menganugerahkan segala berkat rohani di dalam surga.


MINGGU, 05 JULI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Yeh.2:2-5; Mzm.123:1-2a.2bcd.3-4; 2Kor.12:7-10; Mrk.6:1-6.


Injil hari ini berkisah tentang salah satu pengalaman pahit Yesus, yaitu ditolak di Nazaret. Pernahkah kita mempunyai pengalaman ditolak? Semoga tidak pernah. Kalau pernah, saya hanya mengingatkan betapa menyakitkan pengalaman ditolak itu. Apalagi yang menolak ialah orang-orang sekampung dengan kita, orang-orang yang kita harapkan membantu dan mendukung kita. Yesus mengalami hal itu secara tragis. Orang-orang sekampungnya, yang semula takjub dan kagum melihat dan mendengar Yesus, akhirnya mulai mempertanyakan diri Yesus itu. Mereka tidak bisa merasakan ada yang sesuatu yang sangat istimewa dengan Dia. Bahkan ada tuduhan miring juga tentang Dia. Juga bahkan mereka cenderung meremehkan Dia, karena mereka merasa mengenal siapa orang-orang yang menjadi sanak keluarga Yesus. Jadi, Yesus diremehkan karena Ia terlalu dekat dengan mereka. Akibatnya Yesus tidak sempat melakukan karya-karya ajaib di tempat asalnya. Kiranya itu adalah sebuah akibat yang serba wajar saja. Memang ada bahaya bahwa relasi yang terlalu dekat bisa juga membuat orang cenderung menganggap subjek dalam relasi itu menjadi serba biasa-biasa saja. Biarpun Nazaret menolak Yesus, tetapi mereka kiranya sudah tahu bahwa ada sesuatu yang luar biasa dengan Yesus itu: Ada suatu kehadiran ajaib dalam dan melalui Yesus itu. Yesus memang datang untuk menyampaikan satu karya agung (Bac.I). Mungkin kita juga sebagai para pengikut Yesus akan mengalami penolakan juga dalam hidup ini. Kalau hal itu terjadi, hendaknya kita selalu ingat akan nasihat Paulus ini: Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna (Bac.II). Semoga kita bisa merasakan dan mengalami arti penting dan mendalam dari perkataan Paulus ini.


Rabu, 20 Mei 2009

SABTU, 09 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Kis.13:44-52; Mzm.98:1.2-3ab.3cd-4; Yoh.14:7-14.


Hari ini ada pesta fakultatif Beato Maria Kataria dari Santo Agustinus, dan juga Santa Katarina dari Bologna. Injil hari ini mementaskan beberapa hal penting. Pengenalan akan Yesus adalah juga berarti pengenalan akan Bapa. Melihat Yesus juga serentak berarti melihat Bapa. Sebab Yesus dan Bapa itu satu adanya. Ternyata Filipus masih belum mengerti juga, sehingga ia bertanya tentang Bapa itu. Maka sekali lagi Yesus menjawab dengan menekankan fakta yang sudah terungkap sebelumnya: Siapa melihat Yesus juga sudah serentak berarti melihat Bapa. Sebab Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. Lagipula Yesus tidak mengajar dari dan berdasarkan diriNya sendiri, melainkan Berdasarkan Bapa yang berdiam dalam diriNya. Relasi kepercayaan itu bisa mendorong orang untuk taat melakukan pekerjaan yang ditugaskan Yesus. Akhirnya Yesus berjanji perihal pengabulan permohonan yang dilambungkan atas namaNya kepada Bapa. Pengabulan permohonan itu dimaksudkan sebagai AMDG.

JUM'AT, 08 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Kis.13:26-33; Mzm.2:6-7.8-8.10-11; Yoh.14:1-6.


Hari ini ada pesta wajib SP.Maria, Bunda dan Pengantara Segala Rahmat. Beberapa kongregasinya merayakannya sebagai hari raya. Injil hari ini menampilkan salah satu wahyu besar dan fundamental dalam injil Yohanes. Yesus mulai dengan melukiskan tentang Rumah Bapa: di sana ada banyak tempat tinggal. Suatu keluasan spasial yang dipakai untuk melukiskan secara metaforis surga. Tidak lama lagi Yesus akan pergi ke sana. Tetapi Ia pergi untuk menyiapkan tempat, sebab Ia akan datang kembali untuk membawa para murid ke sana juga. Agar mereka selalu bisa berada bersama. Tomas bertanya tentang jalan ke rumah Bapa dan ke Bapa itu sendiri. Dalam jawabanNya, Yesus mewahyukan diri sebagai jalan, kebenaran, dan hidup. Orang hanya bisa sampai kepada Bapa melalui Yesus. Yesuslah jalan satu-satunya kepada Bapa. Semoga kita bisa menerima hal itu sebagai sebuah kebenaran iman.

KAMIS, 07 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Kis.13:13-25; Mzm.89:2-3.21-22.25.27; Yoh.13:16-20.


Hari ini ada pesta Marie-Louise dari Yesus. Ada yang merayakannya sebagai hari raya. Ada beberapa hal menarik yang kita dengar dari injil hari ini. Pertama, dalam penggal teks sebelum injil yang dibacakan hari ini ada kisah pembasuhan kaki para murid. Sang guru melayani murid. Guru memberi teladan saling melayani, kerendahan hati. Kedua, lalu menyusul perintah dan kewajiban untuk saling membasuh kaki. Itu harus dilakukan. Sebab hamba tidak lebih tinggi dari tuan, dan utusan tidak lebih tinggi dari yang mengutus. Artinya kalau tuan dan guru sudah memberi contoh pelayanan dan sikap rendah hati, apa lagi mereka yang disebut murid atau hamba. Betapa mereka harus lebih rela dan sadar lagi untuk saling melayani. Kalau ini semua sudah diketahui, dipahami dan dilaksanakan, maka itu akan mendatangkan kebahagiaan. Lalu secara sekilas Yohanes menyinggung tentang nubuat drama pengkhianatan Yudas atas diri Yesus. Nubuat itu disampaikan agar para murid mengenal siapa Yesus itu.


RABU, 06 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Kis.12:24-13:5a; Mzm.67:2-3.5.6.8; Yoh.12:44-50.


Hari ini adalah pesta Santo Dominikus Savio. Ada beberapa hal yang diungkapkan dalam injil hari ini. Pertama, soal relasi percaya dan melihat. Percaya pada Yesus berarti percaya pada Bapa yang mengutusNya. Lalu melihat Yesus juga berarti melihat Bapa yang mengutusNya. Wahyu Yesus tentang diriNya sebagai terang. Ia datang membawa terang agar dunia tidak hidup dalam kegelapan. Kedatangan Yesus harus ditanggapi dengan sikap iman (kepercayaan). Kalau orang tidak percaya, maka firman Yesus itu yang akan menghakimi Dia. Yesus mengatakan bahwa ini semua tidak main-main. Karena Yesus sangat yakin bahwa Ia diutus oleh Bapa di surga. Yesus mengatakan semuanya ini karena Ia mendapat perintah dari Bapa. Yesus juga sangat yakin bahwa semua perintah Bapa itu adalah hidup kekal. Maka menyampaikan perintah Bapa berarti menawarkan hidup kekal kepada dunia. Semoga kita didapati layak menanggapi warta itu dan layak menerima atau masuk ke dalam hidup kekal.


SELASA, 05 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE.Kis.11:19-26; Mzm.87:1-3.4-5.6-7; Yoh.10:22-30.


Hari ini adalah pesta Beato Vincent Soler, Santo Angelus. Injil hari ini mementaskan beberapa hal penting. Pertama, ada pertanyaan orang Yahudi tentang identitas Yesus. Sebab mereka masih bimbang dan ragu dalam mengambil sikap terhadap Yesus. Itu sebabnya mereka bertanya: siapa sebenarnya identitas Yesus itu. Lalu Yesus tidak mengatakan apa-apa lagi sebagai jawaban, melainkan Ia hanya merujuk pada semua perbuatanNya yang agung yang telah Ia kerjakan selama ini. Tetapi ternyata orang Yahudi tidak mau atau tidak bisa percaya. Yesus tidak heran dengan hal itu, karena mereka tidak termasuk kawanan domba Yesus. Sebab kawanan domba Yesus pasti mengenal Yesus, dan Yesus pun mengenal domba-dombaNya. Karena ada relasi saling kenal, maka mereka mudah mengikuti Yesus. Dan itulah pangkal hidup sejati, hidup bahagia di dalam Yesus. Dan itu semua diperoleh Yesus dari BapaNya, yang memberikan semuanya kepada Yesus. Itu semua terjadi, karena misteri persatuan Bapa dan Putera: Aku dan Bapa adalah satu. Ini salah satu segi dari misteri Allah Tritunggal Mahakudus Tuhan Yang Mahaesa.


SENIN, 04 MEI 2009

Oleh: Fransiskus Borgias M. (EFBE@fransisbm)

BcE. Kis.11:1-18; Mzm.42:2-3; 43:3.4; Yoh.10:1-10.


Hari ini ada pesta fakultatif Beato Yosef Maria Rubio. Injil yang kita dengar hari ini adalah sebuah pelukisan tentang gembala yang baik (pastor bonus). Di sini diberikan beberapa ciri dari gembala yang baik itu: pertama, ia hanya mau asuk melalui pintu saja; (sedangkan pencuri dan perampok memanjat pagar atau tembok). Kedua, karena sudah dikenal maka pintu akan dibuka oleh si penjaga bagi si gembala itu. Seorang pencuri atau perampok pasti tidak dikenal oleh si penjaga pintu. Ketiga, seorang gembala yang baik dikenal oleh domba-dombanya. Dan sebalinya ia juga mengenal domba-dombanya satu persatu (mengenal nama mereka masing-masing). Betapa akrabnya relasi dan pengenalan itu. Keempat, ia berjalan di depan domba-domba, untuk menuntun mereka. Maka ia akan diikuti dengan setia oleh kawanan dombanya. (Di sini kita terbayang akan Mzm 23 itu tentang Tuhan adalah Gembalaku, yang sangat terkenal itu). Kelima, domba-domba mengenal suaranya, mengenal bau badannya. Sedangkan suara orang asing dan perampok tidak mereka kenal. Bau badannya juga tidak mereka kenal, sehingga membuat mereka gelisah, tidak nyaman dan aman. Sesudah itu kita dengar wahyu Yesus tentang diriNya sendiri sebagai pintu bagi domba-domba. Masuk dan keluar dari pintu itu adalah jalan keselamatan. Kalau ini semua bisa terjadi, maka domba-domba akan bisa hidup, tetapi bukan hanya sekadar hidup asal hidup, melainkan hidup di dalam kelimpahan.