OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN TEOLOGI DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 1Sam.1:9-20; MT 1Sam.2:1,4-5,6-7, 8abcd; Mrk.1:21b-28.
Hari ini ada peringatan St.Aelredus dan St.Bernardinus dr Corleone. Mari kita kenang mereka dalam hidup dan doa kita. Injil hari ini mengisahkan penampilan perdana Yesus, mengajar di rumah ibadat di Kapernaum. Ia mengajar dengan penuh kewibawaan. Orang takjub mendengarnya. Pengajaran itu dilanjutkan/dikukuhkan dengan mukjizat. Ini adalah mukjizat pertama dari tiga rangkaian mukjizat dalam Bab 1. Di rumah ibadat itu ada orang kerasukan roh jahat. Yesus yang dipenuhi Roh Kudus dalam pembaptisan, kini berkonfrontasi dengan roh jahat. Dengan penuh kewibawaan, Ia menyuruh roh jahat itu pergi. Beberapa kali dalam injil Markus nanti Yesus mengkonfrontasikan dua keadaan itu: dipenuhi Roh Allah dan dipenuhi roh jahat. Sebagaimana reaksi terhadap pengajaran, reaksi terhadap mukjizat pun sama: orang takjub. Yesus memang luar biasa, karena penuh dengan Roh Allah. Tetapi ada bentuk reaksi lain selain reaksi takjub tadi. Reaksi itu ialah secara diam-diam menganggap ajaran Yesus sebagai ajaran baru. Ia memberi perintah kepada roh jahat, dan roh jahat itu taat kepada-Nya. Saya rasa ada sindiran di sini seperti sindiran di tempat lain yang mengatakan Yesus mengusir setan dengan kuasa Beezebul, kepala Setan-setan. Namun, perbuatan baik tetap perbuatan baik. Perkataan yang penuh daya kuasa, tetap perkataan yang penuh daya kuasa. Itu sebabnya di akhir injil hari ini kita mendengar bahwa kabar tentang Yesus tersiar dengan sendirinya ke daerah sekitar. Perkataan dan perbuatan yang baik yang dikerjakan Yesus, mewartakan dan menyiarkan si pengucap kata itu dan pelaku perbuatan baik itu. Pelita yang bernyala mau tak mau pasti kelihatan.
Senin, 10 Mei 2010
SENIN, 11 JANUARI 2010
OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
DOSEN DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 1Sam.1:1-18; Mzm.116:12-13,14,17,18-19; Mrk.1:14-20.
Injil hari ini menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, warta Yesus tentang Kerajaan Allah yang sudah dekat. Ada dua tuntutan untuk menyongsong datangnya kerajaan itu: kita harus bertobat dan juga percaya. Kedua, pemanggilan murid-murid yang pertama. Perhatikan baik-baik, Yesus memanggil para muridNya dari tengah kesibukan mereka. Mereka dipanggil dari dalam konteks kesibukan pekerjaan mereka. Jadi, panggilan itu bukan sekadar sebuah peristiwa rohani, semacam wahyu dalam mimpi, atau seperti pulung, melainkan terjadi dalam rutinitas keseharian. Ketiga, menarik juga kalau kita mengamati struktur kata-kata yang dipakai dalam pemanggilan itu. Mula-mula mereka dipanggil: “Mari!”. Tetapi mereka dipanggil untuk menjalankan tugas tertentu. Tugas paling pertama ialah tugas mengikuti Yesus (sebagai murid: Ikutlah Aku). Ini paling mendasar: kita dipanggil menjadi murid dan selamanya akan menjadi murid (tidak pernah tamat). Tugas kedua, dijadikan penjala manusia. Tugas ang kedua, kiranya mengalir dari atau berakar pada yang pertama. Keempat, menarik juga kalau kita mengamati reaksi atau tanggapan mereka yang dipanggil menjadi murid. Perhatikanlah: Tanpa bersoal-jawab, mereka spontan meninggalkan perlengkapan kerja mereka, lalu mengikuti Tuhan. Itu dalam konteks pemanggilan pertama. Dalam konteks pemanggilan kedua, lebih menarik lagi. Ketika mereka dipanggil Tuhan, secara spontan mereka meninggalkan keluarga mereka (terwakili ayah). Memang tanggapan terhadap panggilan Tuhan harus spontan. Refleksi dan permenungan memang perlu, tetapi bisa juga menjadi rintangan. Orang bisa lupa dan asyik dalam kesibukannya. Jadi, Tuhan datang mewartakan Kerajaan Allah; kita dituntut untuk bertobat dan percaya. Semoga kita siap menjadi pewarta Injil jika Tuhan memanggil kita melakukan tugas itu.
DOSEN DAN PENELITI CCRS (Center for Cultural and Religious Studies)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 1Sam.1:1-18; Mzm.116:12-13,14,17,18-19; Mrk.1:14-20.
Injil hari ini menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, warta Yesus tentang Kerajaan Allah yang sudah dekat. Ada dua tuntutan untuk menyongsong datangnya kerajaan itu: kita harus bertobat dan juga percaya. Kedua, pemanggilan murid-murid yang pertama. Perhatikan baik-baik, Yesus memanggil para muridNya dari tengah kesibukan mereka. Mereka dipanggil dari dalam konteks kesibukan pekerjaan mereka. Jadi, panggilan itu bukan sekadar sebuah peristiwa rohani, semacam wahyu dalam mimpi, atau seperti pulung, melainkan terjadi dalam rutinitas keseharian. Ketiga, menarik juga kalau kita mengamati struktur kata-kata yang dipakai dalam pemanggilan itu. Mula-mula mereka dipanggil: “Mari!”. Tetapi mereka dipanggil untuk menjalankan tugas tertentu. Tugas paling pertama ialah tugas mengikuti Yesus (sebagai murid: Ikutlah Aku). Ini paling mendasar: kita dipanggil menjadi murid dan selamanya akan menjadi murid (tidak pernah tamat). Tugas kedua, dijadikan penjala manusia. Tugas ang kedua, kiranya mengalir dari atau berakar pada yang pertama. Keempat, menarik juga kalau kita mengamati reaksi atau tanggapan mereka yang dipanggil menjadi murid. Perhatikanlah: Tanpa bersoal-jawab, mereka spontan meninggalkan perlengkapan kerja mereka, lalu mengikuti Tuhan. Itu dalam konteks pemanggilan pertama. Dalam konteks pemanggilan kedua, lebih menarik lagi. Ketika mereka dipanggil Tuhan, secara spontan mereka meninggalkan keluarga mereka (terwakili ayah). Memang tanggapan terhadap panggilan Tuhan harus spontan. Refleksi dan permenungan memang perlu, tetapi bisa juga menjadi rintangan. Orang bisa lupa dan asyik dalam kesibukannya. Jadi, Tuhan datang mewartakan Kerajaan Allah; kita dituntut untuk bertobat dan percaya. Semoga kita siap menjadi pewarta Injil jika Tuhan memanggil kita melakukan tugas itu.
Sabtu, 17 April 2010
MINGGU, 13 JUNI 2010
OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 2Sam.12:7-10,13; Mzm.32:1-2,5,7,11; Gal.2:16,19-21; Luk.7:36-8:3.
Injil hari ini mengisahkan kepada kita tentang perempuan di sekitar Yesus. Pertama, perempuan pendosa. Saya harus menyatakan rasa hormat saya akan perempuan ini karena ia pemberani: berani menerobos tabu sosial untuk datang kepada Tuhan. Luar biasa. Tuhan menghargai dia. Tuhan membiarkan kakiNya diurapi minyak wangi perempuan itu. Yesus tidak melarang perempuan itu. Ia tidak mau membatasi cakrawala kasih dan perhatianNya. Justru itulah yang mengganggu Simon si orang Farisi. Maka keluarlah perumpamaan yang terkenal mengenai orang yang berutang tetapi dihapuskan utangnya oleh si peminjam uang. Ketika Simon ditanya siapakah yang paling mengasihi tuan itu, dengan tepat Simon menjawab bahwa yang paling mengasihi ialah orang yang utangnya paling besar dihapus. Setelah Yesus merasa bahwa Simon sampai pada pemahaman yang benar, barulah Ia meneruskan apa yang mau dikatakanNya kepada perempuan itu: Dosamu telah diampuni, pulanglah dalam damai. Itulah warta pokok Bc.I. Setelah itu Yesus berkeliling ke kota-kota lain ditemani perempuan. Tampak bahwa perempuan-perempuan itu aktif di ruang publik bersama Yesus, sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam konteks agama Yahudi ketika itu. Yesus membebaskan perempuan dari belenggu sosial mereka. Mungkin bagi mereka, hidup adalah “…hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”, sehingga mereka merasa “…bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Bc.II).
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. 2Sam.12:7-10,13; Mzm.32:1-2,5,7,11; Gal.2:16,19-21; Luk.7:36-8:3.
Injil hari ini mengisahkan kepada kita tentang perempuan di sekitar Yesus. Pertama, perempuan pendosa. Saya harus menyatakan rasa hormat saya akan perempuan ini karena ia pemberani: berani menerobos tabu sosial untuk datang kepada Tuhan. Luar biasa. Tuhan menghargai dia. Tuhan membiarkan kakiNya diurapi minyak wangi perempuan itu. Yesus tidak melarang perempuan itu. Ia tidak mau membatasi cakrawala kasih dan perhatianNya. Justru itulah yang mengganggu Simon si orang Farisi. Maka keluarlah perumpamaan yang terkenal mengenai orang yang berutang tetapi dihapuskan utangnya oleh si peminjam uang. Ketika Simon ditanya siapakah yang paling mengasihi tuan itu, dengan tepat Simon menjawab bahwa yang paling mengasihi ialah orang yang utangnya paling besar dihapus. Setelah Yesus merasa bahwa Simon sampai pada pemahaman yang benar, barulah Ia meneruskan apa yang mau dikatakanNya kepada perempuan itu: Dosamu telah diampuni, pulanglah dalam damai. Itulah warta pokok Bc.I. Setelah itu Yesus berkeliling ke kota-kota lain ditemani perempuan. Tampak bahwa perempuan-perempuan itu aktif di ruang publik bersama Yesus, sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam konteks agama Yahudi ketika itu. Yesus membebaskan perempuan dari belenggu sosial mereka. Mungkin bagi mereka, hidup adalah “…hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”, sehingga mereka merasa “…bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Bc.II).
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG.
JUM'AT, 11 JUNI 2010
OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT BANDUNG
BcE. Yeh.34:11-16; Mzm.23:1-3a.3b-4,5,6; Rm.5:5b-11; Luk.15:3-7.
Hari ini Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus (Sanctissima Cordis Iesu Christi). Hati Yesus adalah Hati Yang Mahakudus. Hati Yesus juga adalah Hati Maharahim, Misericordia. Bahwa Minggu kemarin kita merayakan Tubuh dan DarahNya, itu karena Ia menyerahkan Tubuh dan DarahNya sebagai tanda kasih dan kerahiman yang terpancar dari HatiNya yang Mahakudus dan Mahacinta. Ini salah satu devosi terpenting dalam hidup Kristiani. Devosi ini amat menyuburkan hidup iman. Hati yang rahim itulah yang dipentaskan injil hari ini lewat perumpamaan domba yang hilang. Ada gembala yang mempunyai seratus domba. Ada seekor yang hilang. Secara ekonomis, si gembala punya pilihan: daripada mengorbankan yang ke-99 itu menjadi sasaran empuk binatang buas atau perampok, lebih baik yang seekor itu dibiarkan hilang. Tetapi pertimbangan gembala itu bukan ekonomis, melainkan hati nurani. Ia tidak dapat berdiam diri begitu saja, sekadar membayangkan domba itu mengembik tidak berdaya, mungkin di jurang yang dalam, mungkin di semak belukar. Imajinasi hati yang melebar karena misericordia itulah yang menyebabkan gembala itu mengambil risiko: meninggalkan yang 99, lalu mencari yang seekor sampai bertemu. Itulah gambaran Hati Yesus yang Mahakudus, dan Maharahim. Ia tidak membiarkan kita merana dalam kesesatan dan kebingungan. Ia mencari dan menyelamatkan yang hilang. Itu yang digemakan dalam BacII: Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang fasik pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Lagi katanya: Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita. Itulah kebesaran Hati Yesus yang Mahakudus dan Maharahim. Bac.I melukiskan perihal Yahweh sebagai gembala yang baik bagi Israel.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B, PENELITI CCRS FF-UNPAR BANDUNG.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT BANDUNG
BcE. Yeh.34:11-16; Mzm.23:1-3a.3b-4,5,6; Rm.5:5b-11; Luk.15:3-7.
Hari ini Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus (Sanctissima Cordis Iesu Christi). Hati Yesus adalah Hati Yang Mahakudus. Hati Yesus juga adalah Hati Maharahim, Misericordia. Bahwa Minggu kemarin kita merayakan Tubuh dan DarahNya, itu karena Ia menyerahkan Tubuh dan DarahNya sebagai tanda kasih dan kerahiman yang terpancar dari HatiNya yang Mahakudus dan Mahacinta. Ini salah satu devosi terpenting dalam hidup Kristiani. Devosi ini amat menyuburkan hidup iman. Hati yang rahim itulah yang dipentaskan injil hari ini lewat perumpamaan domba yang hilang. Ada gembala yang mempunyai seratus domba. Ada seekor yang hilang. Secara ekonomis, si gembala punya pilihan: daripada mengorbankan yang ke-99 itu menjadi sasaran empuk binatang buas atau perampok, lebih baik yang seekor itu dibiarkan hilang. Tetapi pertimbangan gembala itu bukan ekonomis, melainkan hati nurani. Ia tidak dapat berdiam diri begitu saja, sekadar membayangkan domba itu mengembik tidak berdaya, mungkin di jurang yang dalam, mungkin di semak belukar. Imajinasi hati yang melebar karena misericordia itulah yang menyebabkan gembala itu mengambil risiko: meninggalkan yang 99, lalu mencari yang seekor sampai bertemu. Itulah gambaran Hati Yesus yang Mahakudus, dan Maharahim. Ia tidak membiarkan kita merana dalam kesesatan dan kebingungan. Ia mencari dan menyelamatkan yang hilang. Itu yang digemakan dalam BacII: Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang fasik pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Lagi katanya: Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita. Itulah kebesaran Hati Yesus yang Mahakudus dan Maharahim. Bac.I melukiskan perihal Yahweh sebagai gembala yang baik bagi Israel.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B, PENELITI CCRS FF-UNPAR BANDUNG.
MINGGU, 06 JUNI 2010
OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kej.14:18-20; Mzm.110:1,2,3,4; 1Kor.11:23-26; Luk.9:11b-17.
Hari ini Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Injil hari ini adalah mengenai mukjizat penggandaan Roti versi Lukas. Dikisahkan bahwa ada banyak orang datang mendengarkan Yesus. Mereka ada di tempat terpencil. Hari sudah malam. Mereka pasti lapar. Harus ada jalan keluar dari situasi itu. Para murid mengusulkan agar mereka disuruh pulang, pergi mencari makan sendiri. Tetapi mengejutkan bahwa Yesus menghendaki agar merekalah yang memberi makan: Kamu harus memberi mereka makan. Ini perintah abadi yang menggema terus dalam ajaran sosial gereja, juga dalam hati nurani Kristiani. Di sekitar kita ada banyak orang miskin, orang lapar, orang sakit dan menderita. Yesus mengajarkan kita agar kita tidak hanya mau makan dan kenyang sendirian saja. Adalah sangat tidak enak rasanya, kalau kita kenyang dan orang lain kelaparan. Di sinilah bergema kembali perintah Yesus itu: Kamu harus memberi mereka makan. Kita tidak dapat menghindarkan diri dari perintah itu. Bahkan perintah itu sudah menjadi kewajiban moral yang tidak dapat kita abaikan. Bac.II mengisahkan kepada kita mengenai ekaristi versi Paulus. Dalam ekaristi Tuhan menyerahkan diriNya kepada kita untuk menjadi makanan dan minuman. Setiap kali kita makan dan minum Tubuh dan Darah Tuhan, kita mengenang Dia, mengenang seluruh ajaranNya, termasuk ajaran untuk memberi perhatian terhadap orang kecil, orang menderita, dan orang lapar dan haus: Kamu harus memberi mereka makan.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B (PENELITI CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kej.14:18-20; Mzm.110:1,2,3,4; 1Kor.11:23-26; Luk.9:11b-17.
Hari ini Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Injil hari ini adalah mengenai mukjizat penggandaan Roti versi Lukas. Dikisahkan bahwa ada banyak orang datang mendengarkan Yesus. Mereka ada di tempat terpencil. Hari sudah malam. Mereka pasti lapar. Harus ada jalan keluar dari situasi itu. Para murid mengusulkan agar mereka disuruh pulang, pergi mencari makan sendiri. Tetapi mengejutkan bahwa Yesus menghendaki agar merekalah yang memberi makan: Kamu harus memberi mereka makan. Ini perintah abadi yang menggema terus dalam ajaran sosial gereja, juga dalam hati nurani Kristiani. Di sekitar kita ada banyak orang miskin, orang lapar, orang sakit dan menderita. Yesus mengajarkan kita agar kita tidak hanya mau makan dan kenyang sendirian saja. Adalah sangat tidak enak rasanya, kalau kita kenyang dan orang lain kelaparan. Di sinilah bergema kembali perintah Yesus itu: Kamu harus memberi mereka makan. Kita tidak dapat menghindarkan diri dari perintah itu. Bahkan perintah itu sudah menjadi kewajiban moral yang tidak dapat kita abaikan. Bac.II mengisahkan kepada kita mengenai ekaristi versi Paulus. Dalam ekaristi Tuhan menyerahkan diriNya kepada kita untuk menjadi makanan dan minuman. Setiap kali kita makan dan minum Tubuh dan Darah Tuhan, kita mengenang Dia, mengenang seluruh ajaranNya, termasuk ajaran untuk memberi perhatian terhadap orang kecil, orang menderita, dan orang lapar dan haus: Kamu harus memberi mereka makan.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B (PENELITI CCRS FF-UNPAR BANDUNG)
MINGGU, 30 MEI 2010
OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Ams.8:2-31; Mzm.8:4-5,6-7,8-9; Rm.5:1-5; Yoh.16:12-15.
Hari ini Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Dengan peristiwa Pentakosta, maka purnalah sejarah perwahyuan misteri Allah Tritunggal Mahakudus. Hari Raya ini memang baru bisa dirayakan sesudah Pentakosta. Dengan Pentakosta, maka pribadi ketiga di dalam Misteri Allah Tritunggal diwahyukan kepada manusia. Dalam Injil hari ini, kita membaca mengenai ada dan kehadiran tiga pribadi itu. Subyek yang berbicara di sana ialah Yesus Kristus (Pribadi kedua). Ia berbicara tentang Roh Kebenaran yang akan datang. Kalau Ia sudah datang, maka Ia akan memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran. Itulah Pribadi Ketiga. Roh Kebenaran ini akan mengatakan sesuatu tentang Kristus Yesus. Ia juga akan memuliakan Kristus Yesus, sebab Ia hanya memberitakan apa yang didengarnya dari Yesus. Pada ay.15 barulah kita membaca mengenai Bapa (Pribadi Pertama). Salah satu misteri relasi antara Bapa dan Putera diungkapkan di sini: Segala sesuatu yang Bapa miliki adalah milik-Ku. Jika Roh itu berasal dari Bapa dan Putera, maka Roh itu pasti akan memberitakan kepada kita apa yang diterima-Nya dari Putera yang menyatu dengan Bapa. Kalau kita percaya kepada Tuhan Yesus maka kita juga percaya kepada Ia yang mengutusNya yaitu Bapa. Dan puncak dari kepercayaan itu ialah percaya juga Dia yang berasal dari Bapa dan Putera, yang diutus Bapa dan Putera kepada kita demi penyempurnaan dan pengudusan kita.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B (CCRS FF UNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Ams.8:2-31; Mzm.8:4-5,6-7,8-9; Rm.5:1-5; Yoh.16:12-15.
Hari ini Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Dengan peristiwa Pentakosta, maka purnalah sejarah perwahyuan misteri Allah Tritunggal Mahakudus. Hari Raya ini memang baru bisa dirayakan sesudah Pentakosta. Dengan Pentakosta, maka pribadi ketiga di dalam Misteri Allah Tritunggal diwahyukan kepada manusia. Dalam Injil hari ini, kita membaca mengenai ada dan kehadiran tiga pribadi itu. Subyek yang berbicara di sana ialah Yesus Kristus (Pribadi kedua). Ia berbicara tentang Roh Kebenaran yang akan datang. Kalau Ia sudah datang, maka Ia akan memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran. Itulah Pribadi Ketiga. Roh Kebenaran ini akan mengatakan sesuatu tentang Kristus Yesus. Ia juga akan memuliakan Kristus Yesus, sebab Ia hanya memberitakan apa yang didengarnya dari Yesus. Pada ay.15 barulah kita membaca mengenai Bapa (Pribadi Pertama). Salah satu misteri relasi antara Bapa dan Putera diungkapkan di sini: Segala sesuatu yang Bapa miliki adalah milik-Ku. Jika Roh itu berasal dari Bapa dan Putera, maka Roh itu pasti akan memberitakan kepada kita apa yang diterima-Nya dari Putera yang menyatu dengan Bapa. Kalau kita percaya kepada Tuhan Yesus maka kita juga percaya kepada Ia yang mengutusNya yaitu Bapa. Dan puncak dari kepercayaan itu ialah percaya juga Dia yang berasal dari Bapa dan Putera, yang diutus Bapa dan Putera kepada kita demi penyempurnaan dan pengudusan kita.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B (CCRS FF UNPAR BANDUNG)
MINGGU, 23 MEI 2010
OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.2:1-11; Mzm.104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; 1Kor.12:3b-7,12-13 (Rm.8:8-17); Yoh.14:15-16,23b-26.
Hari ini Hari Raya Pentakosta. Kita rayakan turunnya Roh Kudus ke atas para rasul di Yerusalem. Itu sebabnya Bc.I berkisah mengenai Pentakosta. Roh Kudus turun dalam rupa lidah api. Terjadilah peristiwa ajaib: mereka bisa berbicara dalam pelbagai bahasa. Kehadiran Roh Kudus mendatangkan efek transformatif. Itu yang membua mereka bisa berkomunikasi dengan orang yang hadir hari itu di Yerusalem yang berasal dari pelbagai bangsa dan bahasa. Daya Roh Kudus membuat para murid mampu berkomunikasi dan berelasi dengan dunia. Mereka yang tadinya takut dan menutup diri, sekarang berani, percaya diri dan berkomunikasi dengan dunia. Selama ini mereka dibelenggu fear factor. Sekarang berkat Roh Kudus, mereka disemangati faith factor. Mereka bergeser dari fear factor ke faith factor. Itu terjadi karena Roh Kudus. Ketahuilah Roh Kudus itu, menurut Injil, yang diberikan Bapa dan Putera, akan menyertai para murid selama-lamanya. Itu sebabnya Yesus berkata: Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama-sama dengan dia (ay.23b). Ketika Roh itu datang, yang disebut Penolong yang lain, Ia tidak membawa sesuatu yang baru, melainkan hanya akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu (ay.26b). Itu sebabnya, dalam lanjutan Bc.I hari ini, Petrus dalam kotbahnya berbicara tentang Yesus. Ini ajaran penting: banyak orang mengklaim mendapat Roh Kudus, tetapi Injil mengatakan bahwa Roh Kudus yang datang adalah Roh Kristus, dan karena itu harus berbicara tentang Kristus, dan bukan berbicara tentang diri sendiri. Karismatik sejati, selalu Kristologis dan Kristosentris. Itu pesannya.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B (CCRS FF UNPAR BANDUNG)
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.2:1-11; Mzm.104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; 1Kor.12:3b-7,12-13 (Rm.8:8-17); Yoh.14:15-16,23b-26.
Hari ini Hari Raya Pentakosta. Kita rayakan turunnya Roh Kudus ke atas para rasul di Yerusalem. Itu sebabnya Bc.I berkisah mengenai Pentakosta. Roh Kudus turun dalam rupa lidah api. Terjadilah peristiwa ajaib: mereka bisa berbicara dalam pelbagai bahasa. Kehadiran Roh Kudus mendatangkan efek transformatif. Itu yang membua mereka bisa berkomunikasi dengan orang yang hadir hari itu di Yerusalem yang berasal dari pelbagai bangsa dan bahasa. Daya Roh Kudus membuat para murid mampu berkomunikasi dan berelasi dengan dunia. Mereka yang tadinya takut dan menutup diri, sekarang berani, percaya diri dan berkomunikasi dengan dunia. Selama ini mereka dibelenggu fear factor. Sekarang berkat Roh Kudus, mereka disemangati faith factor. Mereka bergeser dari fear factor ke faith factor. Itu terjadi karena Roh Kudus. Ketahuilah Roh Kudus itu, menurut Injil, yang diberikan Bapa dan Putera, akan menyertai para murid selama-lamanya. Itu sebabnya Yesus berkata: Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama-sama dengan dia (ay.23b). Ketika Roh itu datang, yang disebut Penolong yang lain, Ia tidak membawa sesuatu yang baru, melainkan hanya akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu (ay.26b). Itu sebabnya, dalam lanjutan Bc.I hari ini, Petrus dalam kotbahnya berbicara tentang Yesus. Ini ajaran penting: banyak orang mengklaim mendapat Roh Kudus, tetapi Injil mengatakan bahwa Roh Kudus yang datang adalah Roh Kristus, dan karena itu harus berbicara tentang Kristus, dan bukan berbicara tentang diri sendiri. Karismatik sejati, selalu Kristologis dan Kristosentris. Itu pesannya.
BANDUNG, 18 APRIL 2010
SIS B (CCRS FF UNPAR BANDUNG)
Langganan:
Postingan (Atom)