Sabtu, 17 April 2010

MINGGU, 16 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FAKULTAS FILSAFAT UNPAR
BcE. Kis.7:55-60; Mzm.97:1,2b,6,7c,9; Why.22:12-14,16-17; Yoh.17:20-26.



Hari ini Hari Komunikasi Sedunia. Tiba-tiba muncul pikiran menarik ketika menulis renungan ini: Mengapa liturgi menempatkan Hari Komunikasi Sedunia di antara dua Hari Raya: Kenaikan dan Pentakosa? Saya pikir ini tidak sekadar asal ditempatkan. Pasti ada dasar teologisnya. Kiranya dasar itu ialah sbb: Sekarang Tuhan sudah naik ke surga. Tetapi Ia tidak mau meninggalkan muridNya sebagai yatim piatu. Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan datang dari Bapa dan Putera. Roh Kudus yang datang itu adalah tanda komunikasi diri penuh cinta dari misteri Allah Tritunggal Mahakudus. Jadi, hari komunikasi sedunia ini, diberi dasarnya dalam misteri Tritunggal. Tujuan komunikasi ialah membangun komunitas penuh kasih. Itu sebabnya Injil hari ini adalah penggalan Doa Imam Agung. Yesus, yang sudah datang ke dunia (inkarnasi), dan kembali kepada Bapa (Kenaikan), berdoa bagi pengikutNya. Tujuan doa itu ada enam, ditandai enam kata “supaya”: 1) agar ada persatuan murid mengikuti persatuan Bapa dan Putera. 2) agar dunia percaya. 3) seperti nomor 1. 4) agar persatuan itu sempurna. 5) agar murid bisa berada di mana Yesus berada. 6) agar kasih Bapa dan Putera menandai hidup para murid. Bc.I mengisahkan peristiwa kematian Stefanus sebagai martir. Mati sebagai martir adalah tanda kuatnya relasi cinta kasih antara si martir dan Yesus. Itu salah satu warisan kesaksian agung gereja purba bagi kita. Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia akan datang segera, tidak berlama-lama. Perwujudan kasih itu akan segera terjadi ketika Yesus datang: Siapa yang haus, hendaklah ia datang, dan siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma (Bc.II).


SIS B
PENELITI CCRS-FF UNPAR BANDUNG

Selasa, 16 Maret 2010

KAMIS, 13 MEI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIS) FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.1:1-11; Mzm.47:2-3,67,8-9; Ef.1:17-23; Luk.24:46-53.



Hari Raya Kenaikan Tuhan. Dalam injil kita dengar beberapa peristiwa penting dan ucapan berat. Pertama, ucapan berat mengenai Mesias yang harus menderita, tetapi bangkit. Tetapi ini tidak seluruhnya serba baru, karena dalam Perjanjian Lama kita temukan sosok ini dalam diri Hamba Yahweh yang menderita tetapi dibenarkan Allah. Kedua, mengenai janji Bapa yang akan dikirim Yesus kepada murid yang akan melengkapi mereka dengan kuasa dari tempat tinggi. Hal itu terjadi pada peristiwa pentakosta yang dilukiskan dalam Kisah Para Rasul. Ketiga, peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga setelah memberkati murid. Bac.I melukiskan mengenai peristiwa kenaikan itu secara lebih rinci dan dramatis. Setelah menderita sengsara, sekarang Tuhan naik ke surga. Ia dimuliakan di sisi kanan Allah Bapa mahakuasa. Yesus naik ke surga setelah mengangkat murid menjadi saksi semua peristiwa ini mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Bac.II berbicara tentang hal pengutusan Roh hikmat agar bisa mengenal Yesus dengan benar. Itulah yang kita nantikan mulai hari ini, dengan berjaga-jaga dan berdoa, dalam novena yang khusyuk sampai hari Pentakosta tiba.


BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG

MINGGU, 16 MEI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIS) FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.15:1-2,22-29; Mzm.67:2-3,5,6,8; Why.21:10-14,22-23; Yoh.14:23-29.



Injil hari ini mengisahkan beberapa hal. Pertama, mengenai konsekwensi relasi kasih antara kita dan Yesus. Relasi kasih membuahkan ketaatan kepada Tuhan. Pada gilirannya Bapa akan mengasihi kita yang mengasihi Putera. Kalau relasi kasih itu sudah terjadi, Bapa dan Putera (Kami) akan datang kepada kita dan dengan itu kita ditenggelamkan dalam hidup misteri Trinitas Mahakudus. Kedua, pelukisan negatif kalau tidak terjadi relasi kasih. Tidak ada relasi kasih, tidak ada juga relasi dalam Tritunggal Mahakudus. Tuhan Yesus mengucapkan semuanya ini dalam pidato perpisahanNya. Sebentar lagi Penolong akan datang. Tidak ada alasan bagi para murid untuk bersedih. Penolong itu akan melakukan tiga hal penting bagi murid. Itu sebabnya Tuhan mengatakan agar mereka tidak usah gelisah. Sebab Damai Tuhan sudah dianugerahkan kepada kita. Bac.I melukiskan situasi genting dalam jemaat perdana, yang bisa membawa perpecahan di kalangan pengikut Yesus. Tetapi berkat kekuatan daya kasih, mereka dapat mengatasi soal itu. Soal yang dimaksud ialah mengenai perlu atau tidaknya sunat untuk menjadi pengikut Yesus. Ternyata sunat tidak perlu, yang penting ialah kasih dan iman. Bac.II berbicara tentang Yerusalem baru, yang turun dari surga. Allah dan Anak Domba berdiam di dalamnya, sehingga mereka tidak memerlukan Bait Suci. Dalam relasi kasih itu yang perlu bukan lagi bangunan fisik melainkan kehadiran kasih yang akan bersinar laksana surya terang benderang.


BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG

MINGGU, 02 MEI 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES) FAKULTAS FILSAFAT UNPAR BANDUNG
BcE.Kis.14:21b-27; Mzm.145:8-9.10-11,12-13b; Why.21:1-5a; Yoh.13:31-33a,34-35.



Injil hari ini mengisahkan tentang Perintah Baru, novum mandatum, yang biasanya dibacakan pada Kamis Putih. Tuhan Yesus memberi perintah baru kepada muridNya. Inti perintah baru itu ialah agar para murid saling mengasihi. Mana aspek barunya? Bukankah perintah saling mengasihi itu adalah perintah lama? Barunya harus dilihat dalam modelnya: sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Jadi, para murid diminta saling mengasihi menurut model kasih Kristus. Lalu apa model kasih Kristus itu? Model kasih Kristus ialah model kasih satu arah: Kristus telah mengasihi kita. Maka kita pun mengasihi sesama seperti Kristus mengasihi kita. Kita tidak boleh menunggu kasih orang lain, melainkan kita yang terlebih dahulu mengasihi, menampakkan kasih. Apakah orang lain menerima atau membalasnya, itu bukan urusan kita untuk menuntutnya sebagai hak. Kewajiban kita hanyalah mengasihi. Karena terdorong kasih itulah Paulus dan Barnabas berkeliling mewartakan Yesus, membangun jemaat, menguatkan iman mereka. Tanpa kasih sulit dibayangkan bahwa Paulus mampu dan mau melakukan hal itu. Itu yang dapat kita baca dari Bac.I. Dalam Bac.II, kita mendengar warta tentang langit dan bumi yang baru. Di sana Allah berkenan tinggal di tengah dan bersama umatNya; hal itu mendatangkan sukacita besar dan tidak akan ada lagi kesusahan dan kepedihan, dukacita. Allah menjadikan segala sesuatu baru. Semuanya itu terjadi dalam dan karena kasih, sebab Deus charitas est.


BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG

Senin, 15 Maret 2010

MINGGU, 25 APRIL 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.13:14,43-52; Mzm.100:2,3,5; Why.7:9,14b-17; Yoh.10:27-30.



Hari ini hari Minggu Panggilan. Gereja mengajak kita agar turut menyuburkan panggilan hidup setiap kaum beriman, panggilan hidup kita masing-masing. Tentu gereja berharap agar di tengah kesadaran akan panggilan umum umat beriman itu, juga ditumbuh-kembangkan kesadaran dan penghargaan akan panggilan khusus, panggilan menjadi imam, biarawan-wati. Mungkin itu sebabnya Injil hari ini mengajak kita mendengar injil tentang relasi intim dan unik antara gembala dan kawanan. Ada relasi saling mengenal. Kata mengenal dalam Kitab Suci mempunyai arti sangat mendalam: mencakup mencintai, rela berkorban, kerelasediaan mengikuti dengan setia, dst. Memang seharusnya demikianlah relasi gembala dan domba. Bc.I mengisahkan penolakan terhadap ajaran Paulus dan Barnabas, yang mengajarkan tentang Yesus. Hal seperti ini juga bisa terjadi dewasa ini: orang tidak mau menerima kita karena nama Yesus. Itu adalah risiko yang tidak terhindarkan. Tetapi itu bukan alasan untuk takut atau mundur. Itulah peluang bersaksi. Kalau kita mampu bertahan dalam pencobaan ini, kita akan menjadi jemaat baru yang mengalami situasi shalom baru karena dituntun sang Anak Domba (Bc.II, ay.16-17). Semoga kita layak dan pantas menjadi jemaat baru itu.


BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS, FF-UNPAR BANDUNG

MINGGU, 18 APRIL 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FF-UNPAR BANDUNG
BcE. Kis.5:27b-31,40b-41; Mzm.30:2,4,5,6,11,12a,13b; Why.5:11-14; Yoh.21:1-19.



Injil ini ada versi pendeknya: ay.1-14. Itu bagian pertama. Dalam bagian ini saya mau mencatat dua hal. Pertama, Petrus yang bingung sesudah penyaliban Tuhan. Seakan ia tidak punya prospek masa depan lagi bersama Yesus. Maka ia pun mau kembali ke pekerjaan lama, menjala ikan. Itu gejala psikologis biasa. Kalau orang gagal menelusuri profesi baru ia cenderung kembali ke yang lama. Rupanya kebingungan Petrus itu dialami juga murid lain sehingga ketika Petrus mengusulkan untuk kembali menangkap ikan mereka pun ikut. Karena sudah lama tidak menangkap ikan, mereka gagal. Tetapi di sini terjadi peristiwa ajaib. Tuhan datang dan menampakkan diri dan mereka bisa menangkap ikan, bukan di malam hari sebagaimana nelayan profesional, melainkan di pagi hari. Hanya murid yang dikasihi saja yang bisa mengenalNya dan berkata, Itu Tuhan. Ketika Petrus diberitahu bahwa Itu Tuhan, dan ini catatan kedua, ia spontan mencebur ke air dan berenang menuju Tuhan. Begitulah Petrus, si batu karang, serba spontan. Mungkin ada rasa bersalah karena sebelumnya ia tidak setegar karang, melainkan sekadar batu kerikil. Petrus inilah yang dalam Bac.I dengan tegar dan lantang mewartakan Yesus sebagai Perintis dan Juruselamat. Bc.II menyajikan kepada kita sebuah kidung purba yang memuji Anak Domba: “…bagi Anak Doma, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” Semuanya berpusatkan pada Kristus, yang bangkit, yang mulia, yang menang berjaya. Dia-lah yang menjadi pokok dan tokoh iman kita.

BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG.

MINGGU, 11 APRIL 2010

OLEH: FRANSISKUS BORGIAS M.
PENELITI CCRS (CENTER FOR CULTURAL AND RELIGIOUS STUDIES)
FF-UNPAR BANDUNG.

BcE. Kis.5:12-16; Mzm.118:2-4,22-24,25-27a; Why.1:9-11a,12-13,17-19; Yoh.20:19-31.



Hari ini Oktaf Paskah. Injil hari ini terdiri atas tiga bagian, ay.19-23 dan ay.24-29, ay.30-31. Ada tiga hal mencolok dalam bagian pertama, yaitu sebanyak dua kali Yesus memberikan damai kepada para muridNya. Ini mencolok karena sesudah pengalaman salib, Yesus tetap membawa damai kepada para muridNya yang ternyata tidak setia. Puncak pemberian damai itu ialah penghembusan Roh Kudus ke atas mereka. Kasih dan kerahiman Allah tampak juga dalam situasi paradox dan dosa. Mungkin itu sebabnya sejak 2002 hari ini disebut Hari Minggu Kerahiman Ilahi. Itu terjadi dalam penampakan Yesus kepada para murid kecuali Tomas. Ada dua hal mencolok dalam bagian kedua: Tomas tidak mudah percaya. Ia mau bukti. Yesus datang lagi dan membawa damai. Lalu menantang secara khusus Tomas. Dan Tomas sudah tidak merasa membutuhkan bukti itu lagi. Sekarang ia meloncat ke dalam pengakuan iman terkenal: Ya Tuhanku dan Allahku. Lalu muncul ucapan terkenal dari Yesus: Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. Kitalah yang dimaksud di sini. Injil ini dicatat Yohanes agar yang membacanya bisa percaya dan karena percaya memperoleh shalom. Efek kepercayaan yang menyelamatkan itulah yang dilukiskan Bac.I. Hal itu menyebabkan jumlah orang yang percaya semakin banyak. Bac.II melukiskan bahwa orang yang percaya sudah ada dan tersebar di mana-mana, membentuk tujuh kelompok jemaat. Ada penampakan Anak Manusia yang mulia kepada Yohanes. Tentu ini melanjutkan tema penampakan dalam Injil tadi. Semoga kita menjadi percaya seperti para murid dan meloncat ke dalam iman seperti Tomas.


BANDUNG, 15 MARET 2010
SIS B, CCRS FF-UNPAR BANDUNG